Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih Taj Yasin Maemoen sebagai pendamping Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilkada Jawa Tengah 2018, karena memiliki hubungan dekat dengan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar KH Maemoen Zubair.
Megawati saat memberikan pembekalan dalam Rakerdasus DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah, Rabu (14/2/2018), menceritakan bagaimana kedekatannya dengan Mbah Moen sejak dulu. Karenanya, Megawati merasa begitu dimudahkan dan bisa diterima ketika meminang Gus Yasin, sapaan Taj Yasin sebagai cawagub mendampingi Ganjar.
"Saya matursuwun sekali sama Mbah Maemoen, sudah ngasih putranya mendampingi Ganjar. Waktu itu Ganjar ngomong ke saya, wah deg-degan lho bu, sono sudah datang ke Mbah Moen dan Mbah Moen mengatakan 'mboten'," kata Megawati sebagaimana ditirukan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (15/2/2018).
Namun, lanjut Hasto menceritakan apa yang disampaikan Megawati, jawaban berbeda ketika Mbah Moen mendengar nama Ibu Megawati.
"Terus ketika saya yang datang, Mbah Moen langsung enggih-enggih (iya-iya, boleh meminang Gus Yasin untuk mendampingi Ganjar)," katanya pula.
Baca Juga
Megawati, kata dia, juga menceritakan bagaimana sosok Mbah Moen yang selalu ingat saat beberapa kali mendampinginya ke luar negeri.
"Saya kadang sampai isin dewe (malu sendiri), karena Mbah Moen selalu ingat dan bilang 'Saya itu lho bu, kalau enggak diajak ibu ke luar negeri, saya belum pernah ke luar negeri'. Iya memang waktu itu saya ajak beberapa kali kunjungan kenegaraan, tetapi saya enggak nyangka kalau itu diingat terus," ujar Megawati, seperti ditirukan Hasto.
Hasto mengungkapkan, Megawati membangun persahabatan sejati dengan Mbah Moen. Sosok kiai sepuh NU yang begitu dihormati, sosok yang arif dan menampilkan suasana kebatinan sebagai pemimpin umat yang begitu dicintai.
"Ketika Ibu melihat Gus Yasin, Ibu melihat pancaran kepemimpinan (Mbah Moen). Memang (Gus Yasin) memancarkan seorang putra Mbah Maemoen," kata Hasto.
Hasto menuturkan, Megawati berteman dengan ulama asal Sarang, Rembang, Jateng itu sudah lama. Saat masih menjabat sebagai Presiden, Megawati beberapa kali mengajak Mbah Moen dalam kunjungan ke negara-negara Islam.
Bahkan, kata Hasto, Mbah Maemoen merupakan salah satu ulama yang mendukung Megawati bersikap tegas saat menghadapi tekanan-tekanan asing saat Indonesia didesak menyetujui invasi militer di Timur Tengah.
"Ketika (Ibu) mendapat tekanan-tekanan karena sikap keras yang tidak mau asing terlibat dalam konflik di Timur Tengah, di situlah Ibu Mega mendapatkan dukungan dari Mbah Maemoen," ujarnya lagi.