Kabar24.com, JAKARTA – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi atau biasa dikenal Kak Seto rencananya akan mengunjungi Kabupaten Asmat Papua untuk menghibur anak-anak di daerah tersebut.
Sekretaris Jenderal Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Henny Adi Hermanoe mengatakan Kak Seto akan melakukan observasi alasan dibalik terjadinya kasus gizi buruk dan campak terutama yang dialami oleh anak-anak di Asmat. Kunjungan tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat bekerjasama dengan Dompet Dhuafa Ikatan Dokter Indonesia.
“Walaupun KLB [Kejadian Luar Biasa] sudah dicabut, tidak serta merta bantuan dan pembinaan masyarakat hilang begitu saja. Yang terpenting bukan soal makan dan selesai, tapi bagaimana kita lihat akar masalah,” kata Henny di Gedung Dompet Dhuafa Filantropi Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2018).
Menurutnya, kasus tersebut secara tidak langsung akibat kesadaran akan pendidikan yang berkurang, sehingga berpengaruh pada kepedulian terhadap kesehatan. Kak Seto, kata dia, bakal memberikan hiburan kepada anak-anak sekitar untuk menghilangkan trauma akan kasus yang diketahui pada Januari lalu.
Sementara itu, lembata nirlaba Dompet Dhuafa menggagas program Food Bank for Asmat untuk mendukung kesehatan dan kehidupan masyarakat di Distrik Agats, Kabupaten Asmat Papua yang sempat mengalami masalah gizi buruk dan campak.
General Manager Dompet Dhuafa Rosita Rivai mengatakan salah satu fokus pada program tersebut ialah penanganan kesehatan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk peduli pada kesehatan dan asupan gizi.
Secara garis besar Dompet Dhuafa akan melakukan penanganan pengelolaan pangan, penyediaan air besih, pemetaan energi terbarukan, pengelolaan sampah, hingga membentuk pos sehat.
“Program ini akan kami laksanakan selama satu tahun, jadi tidak sebentar,” kata Rosita di Gedung Dompet Dhuafa Filantropi, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2018).
Dompet Dhuafa akan membangun sebuah kampung sehat sebagai contoh bagi daerah lain. Rencama tersebut dipusatkan di Kampung Sawah, Distrik Agats. Pasalnya daerah tersebut masih sangat kekurangan infrastruktur serta fasilitas kesehatan.
Selama tim Dompet Dhuafa di Asmat, pihaknya melihat banyak anak yang telah mengalami kasus gizi buruk dan gizi kurang. Bahkan kesadaran masyarakat terhadap imunisasi masih kurang. Selama menjalankan program itu pihaknya bakal mendata seluruh kesehatan masyarakat setempat selama setahun ke depan.
“Karena masalah gizi buruk itu tidak bisa diselesaikan dalam satu bulan, bisa juga sampai enam bulan,” paparnya.
Selain itu, untuk mendukung kampung sehat, pihaknya juga membangun fasilitas seperti air bersih dan edukasi tentang lingkungan. Pasalnya masyarakat sekitar hanya bergantung pada air hujan. Sedangkan air rawa kurang layak dimanfaatkan untuk konsumsi atau aktivitas sehari-hari.
Di samping itu pengelolaan pangan ini dilakukan agar masyarakat setempat dapat memanfaatkan lahan subur untuk mengelola pangan secara menyeluruh. Selain itu lumbung pangan untuk menyimpan ketersediaan pangan juga tidak ada. Rencana ini dilakukan setelah melihat kebiasaan masyarakat sekitar yang hanya membutuhkan pangan untuk satu hari, tanpa memikirkan waktu setelahnya.
Rosita memaparkan kondisi buruk di Distrik Agats juga dipengaruhi oleh infrastruktur yang tidak memadai. Pemadaman listrik yang terlanjur biasa juga berpengaruh pada kendaraan masyarakat. Pasalnya kebanyakan kendaraan warga sekitar tidak berbahan bakar minyak, namun tenaga listrik.
Akibatnya berpengaruh pada suplay bahan makanan warga sekitar. Dompet Dhuafa berencana untuk membangun infrastruktur energi terbarukan di kawasan tersebut. Meski tidak menyebut secara rinci, namun rencananya lembaga tersebut akan membangun energi solar panel menyokong ketersediaan listrik di kawasan itu.