Bisnis.com, JAKARTA—Pasar ekuitas global tercatat berhasil mengalami kenaikan secara signifikan selama 2017 dan diprediksi melanjutkan kinerja positifnya pada tahun depan.
Para analis mengatakan, hal itu terjadi lantaran membaiknya perekonomian global yang diiringi kenaikan aktivitas di pasar saham.
Data dari Thomson Reuters Equity Capital Markets (ECM) menunjukkan bahwa pada tahun ini, korporasi global telah mengumpulkan modal hingga US$780,2 miliar di pasar global pada 2017. Jumlah itu meningkat 19% dari 2016 yang mencapai US$ 656,4 miliar.
Secara global, hasil yang diperoleh dari aksi penawaran saham perdana (IPO) telah naik 35% menjadi US$178,6 miliar pada tahun ini. Walaupun demikian, apabila dibandingkan dengan periode puncak pada 2014-2015, pencapaian tahun ini relatif lebih rendah.
"Kami memperkirakan volume akan lebih tinggi pada 2018. Namun komposisinya mungkin akan berbeda. Siklus perbaikan neraca akan segera berakhir dan sebaliknya kita akan melihat IPO yang lebih besar, spin-off dan sejumlah aksi right issue untuk membiayai akuisisi, " kata Craig Coben, Kepala Global Equity Capital Markets (ECM) Bank of Amerika Merrill Lynch, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (29/12/2017).
Tercatat, sepanjang tahun ini right isssue didominasi bank-bank asal Eropa. UniCredit, Deutsche Bank, Credit Suisse dan Banco Santander menjadi bank-bank asal Benua Biru yang secara kolektif mencatatkan nilai terbanyak dalam proses right issue, dengan nilai total hampir US$35 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, rekor IPO terbesar selama 2017 dipegang Snap Inc. yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan teknologi tersebut berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$3,9 miliar pada Maret 2017.
Di sisi lain, para analis memperkirakan pada tahun depan pasar saham akan mendapatkan sokongan sekaligus kejutan dari perusahaan teknologi. Pasalnya, apabiila mencermati kondisi terkini, perusahaan teknologi berstatus unicorn telah memiliki nilai valuasi lebih dari US$1 miliar. Padahal, korporasi-korporasi tersebut belum memasuki pasar saham, seperti Uber dan Airbnb.
Di sisi lain, dukungan pada pasar ekuitas global juga diperkirakan datang dari aksi korporasi Bayer yang akan mengakuisisi Monsanto senilai US$66 miliar.
"Mungkin akan muncul guncangan dari sisi geopolitik. Tetapi dengan asumsi tingkat volatilitas yang masih rendah, sepertinya aktivitas di pasar saham global akan terus meningkat pada tahun depan," kata Coben.