Kabar24.com, JAKARTA - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan Golkar harus melakukan perubahan pasca-Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditahan KPK karena kasus karupsi KTP berbasis elektronik.
“Momentum ini harus dijadikan bagi kita untuk melakukan pembenahan secepatnya, tidak boleh lambat karena tahun depan sudah tahun politik,” ujarnya, di kantor DPP Partai Golkar, Senin (20/11).
Ditanyai terkait rencana musyawarah luar biasa (munaslub) untuk mengganti pucuk pimpinan partai menurutnya dari struktur partai ada ketua harian. Ketua harian, kata dia, bisa mengantarkan partai sampai munaslub.
Adapun untuk rekomendasi perubahan pencalonan kepala daerah yang sudah ditetapkan Partai Golkar atas arahan Setya Novanto sebelumnya, menurutnya hal itu bersfat teknis.
“Menurut saya rekomendasi itu gampang, dilakukan pengkajian secara mendasar oleh tim khusus saja selesai. Paling penting perubahan struktur dan kultur dulu. Perubahan dulu, rekomendasi mah gampang,” ujar Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui, dalam kepemimpinan Setya Novanto, Golkar mencalonkan Ridwan Kamil untuk melaju dalam kontestasi pilkada Jawa Barat. Padahal, Dedi Mulyadi pun ingin mencalonkan diri. Dedi merupakan kader Golkar yang sebelumnya mendapatkan dukungan dari mesin partai di provinsi tersebut.
Baca Juga
Menurut Dedi dengan kepemimpinan baru di tubuh partai akan lahir kebijakan baru dan evaluasi demi kebaikan partai, sehingga rekomendasi perubahan pencalonan kepala daerah mungkin saja dilakukan perubahan.
“Karena tujuannya partai ini kan menang. Modal demokrasi Golkar harus terjaga dengan baik,” ujar Dedi.