Kabar24.com, JAKARTA – Dunia internasional sudah terbiasa mendengar pertukaran retorika antara Korea Utara dan Amerika Serikat (AS). Namun pernyataan Presiden AS Donald Trump terhadap Kim Jong Un akhir pekan kemarin terdengar cukup sensasional.
Dalam lawatannya menghadiri KTT APEC di Vietnam, Trump mencuit secara 'sarkastik' tentang diktator Korea Utara tersebut.
Ia menuliskan telah dihina 'tua' oleh Kim Jong Un. Meski demikian, Trump menyatakan tidak akan membalas dengan menyebutnya 'pendek dan gendut'.
“Mengapa Kim Jong-un menghina saya dengan menyebut saya 'tua', padahal saya TIDAK akan pernah menyebutnya 'pendek dan gendut',” cuit Trump.
Trump kemudian menambahkan sentuhan sarkasme terakhir dalam twitnya: "Baiklah, saya berusaha sekuat tenaga untuk menjadi temannya - dan mungkin suatu hari nanti itu akan terjadi."
Pembelaan pun datang dari pihak Gedung Putih atas pernyataan Trump.
“Dia [Kim Jong Un] yang memulainya,” tegas konselor Gedung Putih Kellyanne Conway, seperti dikutip dari laman NY Daily News, Senin (13/11/2017).
Conway membela twit Presiden Trump yang menyebut pemimpin Korea Utara Kim Jong Un 'pendek dan gendut' dengan alasan bahwa diktator Korut tersebut telah menghina Presiden Trump terlebih dahulu.
"Saya rasa Presiden hanya merespon seseorang yang menghinanya terlebih dahulu," lanjut Conway dalam sebuah wawancara dengan ABC.
Pernyataan Trump itu merespon komentar Kementerian Luar Negeri Korut yang mencela kunjungan kenegaraan Trump ke Asia sebagai 'kunjungan penghasut perang' dan menyebutnya 'orang tua pikun'.
Sepanjang perjalanannya ke beberapa negara di Asia, Trump memang meminta para pemimpin negara untuk membantu mengakhiri program senjata nuklir Korea Utara.
Dia memperbarui seruannya tersebut dalam konferensi pers singkat di samping Presiden Vietnam Tran Dai Quang di istananya pada hari Minggu (12/11).
"Secara konteks penuh, apa yang membantu adalah perjalanan Presiden sangat fokus pada keamanan global dan memerangi terorisme. Ini adalah perjalanan yang sangat sukses dan mengilhami bagi mereka yang peduli tentang nuklir Korea Utara," tambah Conway.