Kabar24.com, XIAMEN -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (5/9/2017) bahwa setiap kebijakan Amerika Serikat untuk menyuplai senjata defensif kepada Ukraina akan memperburuk konflik di Ukraina Timur dan kemungkinan mendesak separatis pro-Rusia untuk memperluas kampanye mereka di sana.
Pada kunjungannya di Kiev bulan lalu, Menteri Pertahanan Amerika Serikat Jim Mattis mengatakan dirinya secara aktif mengawasi pengiriman senjata mematikan ke Ukraina untuk membantu pertahanan mereka, opsi tersebut sebelumnya di veto oleh Presiden Barack Obama.
Ukraina dan Rusia berselisih mengenai perang di Ukraina Timur antara separatis pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina yang telah menewaskan lebih dari 10.000 jiwa dalam tiga tahun.
Kiev menuduh Moskow mengirim pasukan dan senjata berat ke wilayah tersebut namun tuduhan tersebut disangkal oleh Rusia.
Dalam pertemuan BRICS di China, Putin menjawab pertanyaan tentang kemungkinan AS memasok senjata berat kepada Ukraina.
Dia mengatakan kebijakan ada pada Washington terkait kepada siapa mereka akan menjual atau memberikan persenjataan.
Baca Juga
Namun Putin memperingatkan agar AS tidak memasok senjata ke Ukraina.
"Pengiriman senjata ke zona konflik tidak membantu usaha penjagaan perdamaian, tapi hanya memperburuk situasi," katanya seperti yang dilansir melalui Reuters.
"Keputusan seperti itu tidak akan mengubah situasi tapi justru menambah jumlah korban," ujarnya.
Dalam sebuah komentar yang dapat ditafsirkan sebagai ancaman terselubung, Putin menyarankan agar separatis pro-Rusia cenderung menanggapi kebijakan tersebut dengan memperluas kampanye mereka sendiri.
"pro-Rusia di Timur Ukraina memiliki cukup pasokan persenjataan, termasuk senjata yang dirampas dari sisi lain," katanya.
Putin juga menyampaikan, Rusia bermaksud untuk merancang sebuah resolusi untuk dipertimbangkan di Dewan Keamanan PBB yang mengharapkan agar pasukan penjaga perdamaian bersenjata PBB ditempatkan di Ukraina Timur untuk membantu melindungi pemantau gencatan senjata dari organisasi OSCE.
"Ini akan membantu menyelesaikan masalah di Ukraina Timur," ujarnya.