Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Membayangkan Nasib Zelensky Lawan Putin tanpa Dukungan Trump

Ukraina berpotensi kehilangan dukungan strategis AS setelah pemimpin mereka Zelensky adu mulut dengan Trump.
Akbar Evandio, Dany Saputra
Akbar Evandio & Dany Saputra - Bisnis.com
Senin, 3 Maret 2025 | 09:14
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat bertemu di London, 1 Maret 2025./Reuters-Peter Nicholls
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat bertemu di London, 1 Maret 2025./Reuters-Peter Nicholls

Bisnis.com, JAKARTA -- Ukraina terancam kehilangan dukungan dari Amerika Serikat (AS), setelah pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berakhir dengan kebuntuan. Trump dan Zelensky bahkan sempat cek-cok di depan publik AS.

AS selama ini merupakan pendukung utama Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. Negeri Paman Sam tercatat menyuplai senjata-senjata canggih ke Kyiv. Alhasil, perang berlangsung berlarut-larut. Namun, angin dukungan itu berangsur pudar setelah AS dipimpin Donald Trump.

Trump adalah pemimpin konservatif dan tidak terlalu tertarik ikut campur urusan negara lain kecuali jika merugikan atau menguntungkan AS. Trump sendiri dikenal memiliki hubungan yang cukup dekat dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin. Dia sepertinya lebih percaya Putin dibandingkan dengan Zelensky.

Sementara itu, Zelensky saat ini sedang berjibaku untuk menahan gelombang serangan dari Rusia di tengah semakin menipisnya sumber daya manusia dan persenjataan yang mayoritas disuplai Barat dan sekutunya. 

Kehilangan dukungan AS yang telah menggelontorkan ratusan miliar dolar tentu akan berimbas kepada kekuatan Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia.

Adu Mulut di Gedung Putih

Adapun AS adalah negara pertama yang dukunjugi Zelensky dalam lawatannya pekan lalu. Dia sedianya bertemu dengan Trump untuk membicarakan sejumlah isu strategis antara kedua negara. Namun dukungan yang diharapkannya berbuah pahit. Dia justru ribut dengan Presiden Donald Trump. Adu mulut terjadi.

Adegan saling memotong pembicaraan antara Zelensky, Trump dan Wapres JD Vance terekam dalam penggalan video berdurasi 4.50 menit itu.

Pada awal video, Wapres Vance sempat menuding Presiden Zelensky tidak menghargai pemerintah AS atas upaya untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Vance turut menuding pemerintah Ukraina menerjunkan masyarakat sipil untuk wajib militer dalam menghadapi invasi militer Rusia.

"Anda seharusnya berterima kasih kepada Presiden [Trump] yang telah mencoba mengakhiri konflik ini," ujar Vance kepada Zelesky, dalam video yang dibagikan akun resmi X Gedung Putih hari ini.

Zelensky pun membela argumennya bahwa pemerintah AS pun tidak sepenuhnya memahami situasi dan kondisi konflik yang sudah berjalan sekitar tiga tahun ini.

Namun, sebelum Zelensky selesai menyampaikan argumennya, Presiden Trump langsung memotong dan meminta agar Zelensky tidak mendikte AS. Presiden dari Partai Republik itu mengeklaim tengah berupaya mengakhiri konflik Rusia-Ukraina.

Trump lalu mengingatkan Zelensky bahwa negaranya tidak dalam posisi yang bagus, dan AS banyak memberikan bantuan kepada Ukraina.

"Anda tidak berada dalam posisi yang bagus. Anda tidak punya kartu sekarang, dengan kami, anda mulai punya hal tersebut. Sekarang anda tengah mempertaruhkan jutaan nyawa orang. Anda tengah mempertaruhkan [potensi, red] terjadinya Perang Dunia Ketiga," ujar Trump dengan nada yang tinggi.

Selanjutnya, Vance mempertanyakan apabila Zelensky pernah mengucapkan terima kasih kepada AS atas bantuan yang telah diberikan. Atas hal tersebut, Zelensky menyebut sudah sering berterima kasih kepada sekutunya itu.

Semakin Sengit

Percakapan antara kedua pimpinan negara itu semakin sengit ketika keduanya sama-sama berbicara dengan nada tinggi. Trump pun kerap memotong kalimat yang belum selesai disampaikan Zelensky

"Tolong, apabila anda pikir dengan berbicara dengan keras tentang perang... Bisakah saya menyelesaikan kalimat saya?," ujar Zelensky kepada Vance, sebelum dipotong Trump.

"Tidak, anda sudah banyak berbicara. Negara anda sedang dalam masalah besar. Anda tidak memenangkan [perang, red] ini. Anda punya kesempatan yang bagus untuk selamat karena kami," kata Trump.

Presiden ke-45 dan ke-47 AS itu lalu menyinggung kebijakan pendahulunya, Presiden ke-46 AS Joe Biden yang telah menggelontorkan anggaran sebesar US$350 miliar untuk bantuan ke Ukraina di antaranya berbentuk senjata. Trump menyebut Ukraina tidak akan bertahan tanpa pasokan senjata dari Amerika.

Kemudian, Trump menyinggung bahwa Zelensky tidak menginginkan gencatan senjata dengan Rusia. Namun, hal itu dibantah oleh Zelensky.

"Apabila anda bisa mencapai gencatan senjata sekarang, saya sarankan anda mengambilnya agar peluru berhenti ditembakkan dan rakyat anda tidak lagi terbunuh," ucap Trump.

"Tentu kami ingin menghentikan perang ini. Tanya rakyat kami soal gencatan senjata, apa yang mereka pikirkan?," balas Zelensky.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper