Bisnis.com, JAKARTA - Rusia mendadak meluncurkan 150 pesawat nirawak dalam serangan besar-besaran ke Ukraina pada Minggu malam waktu setempat.
Dilansir dari Associated Press, Rusia melancarkan serangan pesawat tak berawak besar-besaran di Ukraina pada Minggu malam.
Mereka menargetkan beberapa wilayah, setelah Presiden AS Donald Trump meragukan kesediaan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang.
Satu orang tewas dan seorang gadis berusia 14 tahun terluka di kota Pavlohrad di wilayah Dnipropetrovsk.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Rusia mengklaim telah merebut kembali kendali atas wilayah Kursk yang tersisa, yang direbut pasukan Ukraina dalam serangan mendadak Agustus lalu.
Pejabat Ukraina mengatakan bahwa hingga saat ini pertempuran di Kursk masih berlangsung.
Baca Juga
Serangan ini bak membuktikan apa yang menjadi firasat Donald Trump belum lama ini.
Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia meragukan Vladimir Putin ingin mengakhiri perang lebih dari tiga tahun di Ukraina, mengungkapkan skeptisisme baru bahwa kesepakatan damai dapat segera dicapai.
Sehari sebelumnya, Presiden AS mengatakan Ukraina dan Rusia “sangat dekat mencapai kesepakatan”.
Setelah kembali ke AS menyusul pemakaman Paus Fransiskus di Roma, di mana ia sempat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Trump mengatakan di media sosial bahwa Putin tak punya alasan untuk kembali menembakkan rudal.
“Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa, selama beberapa hari terakhir," tulisnya.
Namun yang terjadi justru sesuai digaan, Rusia kembali melancarkan serangan besar-besaran ke beberapa wilayah di Ukraina tadi malam.
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa pertahanan udara menembak jatuh lima pesawat tak berawak Ukraina di wilayah perbatasan Bryansk, serta tiga pesawat tak berawak di atas semenanjung Krimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014.
Lima orang terluka ketika pasukan Ukraina menembaki kota Horlivka di wilayah Donetsk yang diduduki sebagian, kata walikota kota yang diangkat Rusia Ivan Prikhodko.