Kabar24.com, SURABAYA--Jumlah pengungsi akibat longsor di Ponorogo, Jawa Timur, bertambah akibat potensi ancaman longsor susulan yang semakin meningkat.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan jumlah pengungsi berambah karena adanya tanah retak disertai bunyi gemuruh di desa Dayakan, Badegan, Ponorogo.
"Jika pada awalnya pengungsi dari Dusun Watuagung Desa Dayakan berjumlah 249 orang, saat ini bertambah menjadi 341 jiwa karena adanya dentuman suara gemuruh sangat keras sebanyak 21 kali kemarin," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (11/4/2017).
Sutopo menuturkan lebar tanah yang retak mencapai sekitar panjang 300 meter, lebar 40 centimeter dan kedalaman 3 meter di Watuagung. Warga terdampak sebanyak 91 orang yang berlokasi di Dukuh Kliur, yang berada langsung di bawah Dusun Watuagung, dan ikut mengungsi sehingga keseluruhan pengungsi berjumlah 341 orang.
Sebanyak 22 unit rumah rusak dari total 69 unit rumah yang terdampak sehingga penghuninya dikosongkan seluruhnya. Demi mengantisipasi kemungkinan longsor, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas di rumahnya dan di sekitar daerah terlarang.
Seluruh pengungsi ditempatkan di dua tenda pengungsi, SD 2 Dayakan dan rumah penduduk yang ditunjuk sebagai tempat pengungsian yakni rumah Mariman, Sriyono, Nyaman, Mujoko, Siman, Giyanto.
Baca Juga
BPBD Ponorogo telah mendirikan Posko di Balai Desa Dayakan. Pemantauan dan koordinasi dilakukan bersama dengan Muspika dan Perangkat Desa.
"BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat memberikan bantuan logistik, tenda, tikar, selimut, terpal, kebutuhan air bersih, MCK dan lainnya. BMKG Tretes Malang telah memasang seismograf untuk mendeteksi gempa dan getaran tanah," lanjutnya.
Sementara itu pencarian 24 korban hilang yang tertimbun longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo telah dihentikan. Kondisi medan yang berat dan adanya ancaman longsor susulan menyebabkan semua pihak menyepakati bahwa pencarian korban dihentikan.
Masyarakat juga disebutkan telah mengikhlaskan anggota keluarga yang belum berhasil ditemukan menyusul longsoran susulan yang cukup besar pada Minggu (9/4/2017).
Dengan demikian, dari 28 korban jiwa yang tertimbun longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada Sabtu (1/4/2017), empat jenazah berhasil ditemukan dan 24 orang dinyatakan hilang. Saat ini sebanyak 300 jiwa masih mengungsi.
"Nantinya sebagian besar dari mereka akan direlokasi. Pemda Ponorogo masih mencari lahan yang aman untuk relokasi warga nantinya," ujar Sutopo.
Masyarakat pun diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya mengingat potensi longsor masih tinggi di wilayah Ponorogo. Hal ini disebabkan intensitas hujan tinggi masih berpeluang hingga awal Mei. Kondisi tanah pun jenuh air, apalagi kondisi batuan sudah banyak yang mengalami pelapukan sehingga mudah longsor.