Bisnis.com, JAKARTA – Taipan media asal Indonesia Hary Tanoesoedibjo, yang berkongsi dengan Donald Trump dalam rencana pembangunan resort mewah di Bali, menyatakan dapat membantu Indonesia dalam menjalin hubungan dengan AS.
Tanoesoedibjo, 51, masuk dalam daftar undangan pelantikan Trump sebagai Presiden AS ke-45 pada 20 Januari lalu. Keduanya telah membangun hubungan bisnis melalui perencanaan dua resort mewah yang kemudian akan dikelola oleh Trump Hotel Collection, anak usaha Trump Organization.
Sejak saat itu terdapat spekulasi bahwa Tanoesoedibjo dapat menjembatani hubungan Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk muslim, dengan AS.
“Kapasitas yang dibangun dengan Trump Organization adalah hubungan bisnis, masih sama sebelum dan setelah [Donald] Trump menjadi presiden. Namun apabila diperlukan, saya bisa coba membantu,” ujar CEO MNC Group tersebut, dikutip dari Reuters (Jumat, 3/3//2017)
Seperti diketahui, Presiden Trump pekan lalu menandatangani perintah eksekutif yang secara sementara menangguhkan program pengungsi AS serta menghentikan kunjungan ke AS selama 90 hari oleh para warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim.
Ketujuh negara tersebut adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.
Meski Indonesia tidak masuk dalam daftar tujuh negara tersebut, Wakil Presiden Yusuf Kalla telah menyatakan bahwa kebijakan itu dapat menimbulkan kecurigaan terhadap umat muslim pada umumnya. Menteri luar negeri RI Retno Marsudi bahkan mengungkapkan kekecewaannya yang dalam.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters menjelang pelantikan Trump, Tanoesoedibjo menepis kekhawatiran oleh sejumlah pejabat etik bahwa kesepakatan bisnisnya dengan Trump dapat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
Trump sendiri telah menyatakan bahwa perusahaannya tidak akan membuat kesepakatan baru dengan perusahaan asing di saat ia memimpin. Kedua putranya, Donald Jr. dan Eric disebut akan mengambil alih perannya dalam bisnis.