Bisnis.com, JAKARTA—Presiden terpilih Amerika ke-45 Donald Trump boleh saja menyuarakan adanya pengetatan proteksi perdagangan antar negara dalam era kepemimpinannya. Namun, Indonesia dinilai masih memiliki peluang agar nilai ekspor ke pasar terbesar tujuan dagangnya ini tak terkoreksi. Apa itu?
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David E. Sumual mengatakan kendati arah kebijakan Trump cenderung memproteksi pasar dari perdagangan global, tapi niatan peningkatan pembangunan infrastruktur di Amerika bisa menjadi peluang bagi ekspor Indonesia.
“Pembangunan infrastruktur bisa jadi peluang kita agar ekspor ke sana tetap amam Terutama, untuk ekspor komoditas penunjang pembangunan seperti batu bara,” ujar David, ketika dihubungi Bisnis.com, baru-baru ini.
Meski begitu, David juga menilai dampak proteksi Amerika atas China juga menjadi lampu kuning bagi Indonesia. Sebab, dalam produksinya, China banyak mengimpor bahan baku dari Indonesia.
David juga mengungkapkan ada kemungkinan Indonesia tetap diuntungkan jika Amerika hanya memberlakukan proteksi secara parsial. “Namun, itu tetap bergantung pada Indonesia. Sejauh mana Indonesia melakukan pendekatan agar produk light manufacture-nya bisa diterima di Amerika,” jelas David
Sementara itu, Kementerian Perdagangan percaya diri kinerja pengapalan Indonesia ke Amerika tetap aman meski pemerintahan baru negeri Paman Sam itu berencana mengetatkan proteksi pasar dalam negerinya.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan perdagangan merupakan soal permintaan dan pasokan. Sebagai negara dengan permintaan besar, Enggar meyakini Amerika masih akan tetap mencari pasokan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Keyakinan itu juga didasari latar belakang Trump yang dinilai akan menjadi landasannya dalam mengambil keputusan.
“Kami meyakini hubungan dagang akan tetap berlanjut. Memang masih ada beberapa gejolak politik meski kandidat yang kalah telah mengucapkan selamat kepada Donald Trump. Tapi untuk ekspor, enggak akan langsung berpengaruh,” tegas Enggar.
Enggar melanjutkan, hingga kini pihaknya juga masih menunggu jajaran kabinet ekonomi Trump. Menurutnya, jajaran ini yang akan lebih menunjukkan secara gamblang arah pasti kebijakan di era Trump.
Enggar melanjutkan, hingga kini pihaknya juga masih menunggu jajaran kabinet ekonomi Trump. Menurutnya, jajaran ini yang akan lebih menunjukkan secara gamblang arah pasti kebijakan di era Trump.