Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Turki Tutup Jalur Ke Wikileaks

Turki menutup jalur ke WikiLeaks, kata pengawas telekomunikasi pada Rabu (20/7/2016), beberapa jam sesudah laman itu membocorkan ribuan surat elektronik partai berkuasa saat Ankara bergelut dengan dampak kudeta gagal baru-baru ini.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Reuters

Bisnis.com, ISTANBUL - Turki menutup jalur ke WikiLeaks, kata pengawas telekomunikasi pada Rabu (20/7/2016), beberapa jam sesudah laman itu membocorkan ribuan surat elektronik partai berkuasa saat Ankara bergelut dengan dampak kudeta gagal baru-baru ini.

Sekitar 50.000 tentara, polisi, hakim dan guru diskors atau ditahan sejak kudeta gagal pada akhir pekan lalu itu.

Sekutu Barat Turki menyampaikan keprihatinannya atas gerakan pemerintah tersebut.

WikiLeaks pada Selasa menyiarkan sekitar 300.000 surat elektronika penguasa, Partai AK, yang tercatat sejak 2010 hingga 6 Juli tahun ini.

Surat elektronika itu diambil sebelum percobaan kudeta, salah satunya mengungkap pernyataan "tanggapan pemerintah pasca-percobaan kudeta," kata WikiLeaks dalam lamannya.

Sumber surat elektronika itu tidak terhubung dengan dalang kudeta, partai oposisi pemerintah, juga negara, kata WikiLeaks.

WikiLeaks, didirikan Julian Assange, membocorkan sejumlah dokumen, sebagian besar dari pemerintah.

Pihak itu ikut menyiarkan materi rahasia militer Amerika Serikat dan dokumen diplomatik, hingga dianggap sebagai aksi pembocoran informasi terbesar dalam sejarah AS.

Dewan Komunikasi dan Telekomunikasi Turki pada Rabu mengatakan, "langkah administratif" telah dijalankan guna menutup laman tersebut. Ungkapan itu biasa digunakan saat akses terhadap suatu laman ditutup.

Turki secara berkala menutup jalur Internet, terutama yang terkait dengan peristiwa politik.

Sikap itu kerap dikecam oposisi dan pegiat hak asasi manusia sebagai serangan lebih luas terhadap media dan kebebasan mengungkapkan pendapat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/REUTERS
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper