Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suaka Dicabut, Pendiri WikiLeaks Julian Assange Ditahan Kepolisian Inggris

Assange ditangkap di Kedutaan Besar Ekuador setelah suaka yang melindunginya selama tujuh tahun terakhir dicabut
Pendiri Wikileaks Julian Assange. /Reuters
Pendiri Wikileaks Julian Assange. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri WikiLeaks, Julian Assange ditahan oleh kepolisian Inggris di kantor Kedutaan Besar Ekuador setelah berlindung di bawah suaka dari pemerintahan negara tersebut sejak 2012.

"Julian Assange, 47 tahun, telah ditahan oleh petugas Kepolisian Metropolitan London hari ini, Kamis 11 April dari Kedutaan Besar Ekuador," ungkap kepolisian seperti dikutip Reuters.

Kepolisian menyebutkan penahanan ini dilakukan atas undangan Duta Besar Ekuador untuk Inggris, menyusul pencabutan suaka politik yang diberikan Pemerintah Ekuador tujuh tahun lalu. Ia mendapat jaminan suaka dari negara Amerika Selatan itu sehigga terhindar dari upaya ekstradisi ke Swedia, tempat ia diselidiki atas kasus pelecehan seksual.

Suaka politik Assange ia terima ketika Ekuador dipimpin oleh Presiden Rafael Correa, namun hubungan Assange dengan negara itu memburuk di bawah kepemimpinan Lenin Moreno. Penerus Correa itu mengaku Assange telah melanggar syarat suaka dan menuduhnya telah membongkar informasi pribadi dirinya.

Assange tampak digiring oleh para petugas dari gedung kedutaan yang berlokasi di dekat departemen store Harrods. Ia tampak membawa buku karya Gore Vidal berjudul "History of The National Security State" dan membacanya saat tiba di pengadilan.

Akhir perlindungan warga Australia di Kedubes Ekuador membuka peluang ekstradisi Assange ke Amerika Serikat. Di Washington, Departemen Kehakiman telah mengajukan tuntuntan pidana terhadap Assange terkait konspirasi dengan analis intelijen militer Chelsea Manning.

Ia diduga kuat bekerja sama dengan Manning untuk memperoleh akses terhadap jaringan komputer pemerintah AS sebagai bagian dari kebocoran ratusan ribu data rahasia laporan militer AS soal operasi di Afghanistan, Irak, dan komunikasi diplomatik.

Selain tuduhan tersebut, Assange juga dicurigai membantu campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 dengan merilis informasi kampanye curian Hillary Clinton dan Partai Demokrat. Pengamat hukum menilai dakwaan untuk Assange bisa bertambah pada masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper