Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Antipenutupan Dolly, Pemkot Surabaya Sempat Kerahkan 'Pikachu'

Pemkot Surabaya cukup mengerahkan serombongan 'Pikachu' saat membongkar lokasi prostitusi Dolly, dua tahun silam.
Demo mendukung penutupan Dolly/Antara
Demo mendukung penutupan Dolly/Antara

Kabar24.com, SURABAYA - Pemkot Surabaya cukup mengerahkan serombongan 'Pikachu' saat membongkar lokasi prostitusi Dolly, dua tahun silam. Bukan tokoh anime tikus berbulu kuning bertenaga listrik, melainkan pasukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas meredam huru-hara.

Mereka secara khusus dibentuk pada 2014 untuk menghadapi protes antipenutupan Dolly.

"Kenapa namanya Pikachu? Karena waktu itu yang kami hadapi di Dolly adalah 'Pokemon'," ungkap Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Widianto di sela diskusi 'Mencari Format Penertiban yang Humanis', Kamis (28/1/2016).

Pokemon adalah julukan bagi Ari Saputro, pemimpin gerakan antipenutupan lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu. Ari memprotes penutupan Dolly karena lokalisasi tersebur merupakan sumber penghidupan bagi lebih dari 1.000 pekerja seks komersial. Belum lagi tukang parkir, pemilik kios makanan, tukang becak, dan tukang cuci pakaian, yang diuntungkan dengan keberadaan Dolly.

Berdasarkan data Dinas Sosial Kota Surabaya beberapa hari sebelum dilakukan penutupan pada 18 Juni 2014, jumlah PSK Dolly mencapai 1.449 orang dengan mucikari sekitar 311 orang.

Seperti polisi antihuru-hara (PHH), Tim Pikachu menggunakan seragam pelindung yang rapat dari kepala hingga kaki. Mereka pun dibekali tameng. Tim ini masih dipertahankan hingga kini untuk mengantisipasi situasi darurat.Selain Tim Pikachu, Satpol PP Surabaya juga mempunyai Tim Odong-Odong untuk membersihkan pohon tumbang, Tim Kombros (Kompor Nggebros) untuk memadamkan kebakaran, Tim Kaypang untuk menangani penyandang masalah kesejahteraan sosial alias gelandangan.

Ada pula Tim Becak Air yang siap 'turun' ketika banjir, Tim Rembug yang bertugas melakukan sosialisasi dan negosiasi, serta Tim Judge Bao yang akan melakukan tindakan represif nonyustisial setelah sosialisasi tak mempan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper