Bisnis.com, LONDON - Inggris mengungsikan pasukan khusus terakhirnya dari Yaman karena keamanan memburuk di sana, kata seseorang, yang akrab dengan masalah itu, kepada Reuters pada Senin (Selasa WIB) menyusul laporan bahwa Amerika Serikat sudah melakukan hal sama.
Inggris menarik petugas dari kedutaan besarnya di Yaman pada bulan lalu dan untuk sementara menghentikan kegiatan di sana selama keamanan memprihatinkan.
Orang itu, yang berbicara dengan syarat tidak diungkapkan identitasnya, menyatakan penarikan pasukan khusus itu terjadi beberapa hari belakangan. Kementerian Pertahanan menyatakan tidak pernah menanggapi hal seperti itu.
Pejabat Amerika Serikat pada Sabtu menyatakan mereka sudah mengungsikan tentara tersisa, termasuk sekitar 100 anggota pasukan khusus dari Yaman karena keamanan di sana memburuk.
Pejuang Huthi penentang Presiden Yaman mengambil alih kota utama Taiz pada akhir pekan lalu dalam peningkatan adu kekuatan, yang diplomat katakan mengancam menarik masuk negara tetangga raksasa minyak Arab Saudi dan pesaing utama kawasannya, Iran.
Amerika Serikat mengungsikan seluruh petugas di kedutaan besarnya di Yaman karena ketenangan negara tersebut terancam akibat perseteruan kubu pemerintah dengan gerilyawan, yang mengancam berujung pada perang saudara.
"Karena keadaan terus memburuk di Yaman, pemerintah Amerika Serikat untuk sementara memindahkan petugas di Yaman," kata pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Jeff Rathke.
Pengungsian itu dilakukan sesudah sejumlah bom jibaku yang menewaskan 142 orang, meledak di Sanaa pada Jumat.
Kelompok garis keras Daulah Islam, atau lebih dikenal dengan nama IS, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok Daulah Islam tampak memanfaatkan perpecahan di negara miskin itu. Wilayah utara Yaman kini dikuasai gerilyawan Huthi, yang memiliki jaringan kuat di Iran, sementara di selatan, kelompok pendukung Presiden Abedrabbo Mansour Hadi masih menguasai.
Baru-baru ini, Presiden Hadi meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa segera campur tangan di Yaman demi memulihkan keamanan.
Yaman berulang kali dilanda rangkaian kekerasan sesudah Ali Abdullah Saleh mundur dari kepresidenen pada awal 2012. Kini, negara itu terancam perang saudara antara penganut Syiah Huthi dengan penganut Sunni ditambah Alqaida.[]