Bisnis.com, JAKARTA—Kesepakatan gencatan senjata selama dua bulan di Ukraina terancam akibat terjadi pertempuran baru karena keraguan pemberontak atas kesepakatan itu.
Sedangkan AS dan Jerman mengingatkan Rusia berisiko mendapatkan sanksi lebih besar akibat konflik itu.
Langkah Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mementahkan kembali status khusus bagi sejumlah wilayah basis pemberontak akan mengancam kesepakatan gencatan senjata yang disepakati di Minsk, menurut keterangan pers bersama kelompok separatis. Kanselir Jerman Angela Merkel mendesak Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi, sedangkan Menlu AS John Kerry mengingatkan “tekanan akan ditingkatkan” jika kesepakatan pada 5 September tidak dilaksanakan.
Kebuntuan tersebut memuncak setelah dilaksanakan pemilu pada 2 November oleh wilayah separatis Donetsk dan Luhansk yang memicu kecaman dari Ukraina, AS dan Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin hari ini mengatakan “perang sipil” Ukraina tidak akan mereda pada saat sejumlah kota terus diserang dan jumlah korban sipil meningkat.
“Sangat jelas, proses peredaan ketegangan tidak berjalan dan kami melihat justru terjadi eskalasi,” ujar Samuel Charap, senior fellow pada International Institute for Strategic Studies sebagaimana dikutiop Bloomberg, Kamis (6/11/2014).