Bisnis.com, JAKARTA - Pamor Jokowi menurut sebuah lembaga survei sudah goyah bahkan sebelum ia mewujudkan wacana menaikkan harga BBM.
Lembaga Survei Indonesia (LSI) mengimbau agar presiden terpilih Joko Widodo memperhitungkan kembali dampak wacana penaikan harga BBM setelah dirinya dilantik pada 20 Oktober mendatang.
Direktur Eksekutif LSI, Kuskridho Ambardi mengatakan selama ini, khusunya di Indonesia tidak ada satu pun presiden ketika menaikkan harga BBM menjadi populer dan menjadi dambaan rakyat.
"Faktanya, belum juga menaikan harga, Jokowi sudah turun pamor," katanya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (1/9/2014).
Kuskridho menuturkan Jokowi juga harus benar-benar memperhitungkan bagaimana dampak politik sebelum memutuskan untuk menaikan harga BBM.
"Peta politik yang ada harus ditimbang berkali-kali sebelum menaikan harga BBM," ujarnya.
Dia mengatakan terdapat beberapa kondisi politik yang harus diperhitungkan Jokowi, yakni perlawanan yang terus dilakukan oleh Prabowo-Hatta hingga di parlemen.
Lainnya, kata dia, yang harus dipikirkan adalah kebijakan zig-zag PDIP yang dulu menolak kenaikan BBM yang bakal merugikan Jokowi.
"Satu lagi adalah adanya wacana masyarakat yang terbelah terhadap wacana kenaikan BBM," paparnya.
Dia menuturkan ke depan Jokowi agar mencari langkah strategi alternatif guna menutupi anggaran, salah satunya menaikan pajak kendaraan mewah.