Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Tetap Usung CPO ke APEC dengan Kriteria Baru

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati tak mendapatkan dukungan yang cukup dari anggota APEC, Indonesia tetap mengusung minyak sawit mentah dan karet ke dalam daftar produk ramah lingkungan yang akan mendapatkan preferensi tarif maksimal 5% akhir 2015.

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati tak mendapatkan dukungan yang cukup dari anggota APEC, Indonesia tetap mengusung minyak sawit mentah dan karet ke dalam daftar produk ramah lingkungan yang akan mendapatkan preferensi tarif maksimal 5% akhir 2015.

RI lagi-lagi akan mencoba mengusulkan penambahan kriteria produk ramah lingkungan yang saat ini sekadar dilihat dari aspek pengurangan emisi gas rumah kaca dan kemampuan didaur ulang setelah digunakan.

Dirjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengemukakan pihaknya akan mengajukan kriteria tambahan, yakni produk ramah lingkungan harus mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan berkelanjutan, pembangunan perdesaan dan pengurangan kemiskinan.

Minyak sawit mentah (CPO) dan karet diakui Indonesia sebagai produk yang memenuhi kriteria tersebut sehingga pantas diusung ke dalam daftar produk ramah lingkungan (environmental goods list/ EG list).

“Target Bali adalah menyepakati sebuah prakarsa untuk promote produk-produk yang berkontribusi terhadap sustainable development, rural development dan poverty alleviation. Semua ekonomi bebas mengusulkan produk yang memenuhi parameter umum di atas untuk dibahas bersama,” katanya kepada Bisnis, Senin (30/9/2013).

Sebelumnya, CPO  terdepak dari daftar produk ramah lingkungan yang disepakati dalam KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia, dengan alasan produk nabati itu belum memenuhi ambang batas maksimum pengurangan emisi gas rumah kaca.

Namun, RI mengusung kembali CPO, ditambah karet, dalam KTT APEC 2013 dengan argumentasi sebagian besar dari 54 produk dalam EG list berupa produk manufaktur.

Keputusan ini dinilai tidak adil bagi negara berkembang yang kemampuan penghiliran industrinya relatif masih rendah. Padahal, salah satu prioritas yang diangkat APEC tahun ini adalah pertumbuhan berkelanjutan yang merata (sustainable growth with equity).

Usulan memasukkan kembali CPO dan karet disampaikan sejak Senior Official Meeting (SOM) I APEC 2013 digelar Februari lalu di Jakarta. Namun, hingga SOM II di Surabaya dan SOM III di Medan berakhir, RI belum mendapatkan dukungan cukup dari sebagian besar anggota APEC.

RI hanya mendapat dukungan dari 3 negara, yakni Papua Nugini, Chile dan Peru. Adapun negara-negara maju masih pada posisi menolak dengan pertimbangan agar kesepakatan Vladivostok diterapkan lebih dulu akhir 2015.

Namun, Indonesia tetap kukuh memperjuangkan CPO dan karet masuk ke dalam daftar dengan inisiatif yang dirasa lebih konseptual.

Jika usulan penambahan kriteria itu disepakati 21 negara anggota APEC, maka setiap negara berpeluang mengusulkan produk baru lagi untuk dimasukkan ke dalam daftar. Namun menurut Iman, hal itu tidak menggugurkan rencana penerapan mulai akhir 2015.

“Prakarsa ini akan dijalankan secara paralel dengan persiapan implementasi APEC EG list yang sudah disepakati di Vladivostok, tapi dengan target waktu yang sama, yaitu pada 2015, tarif maksimal menjadi 5%,” tuturnya.

Selain Indonesia, lanjut Iman, indikasi sementara menunjukkan Peru ingin mempromosikan produk organik yang banyak dikembangkan di pedesaan.

Malaysia juga mengindikasikan akan ikut mengusulkan CPO setelah sebelumnya tak ikut mendukung Indonesia memasukkan produk ini.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper