Kabar24.com, BORACAY-- Ekonomi anggota APEC berhasil membukukan pertumbuhan sebesar 2,9% pada 2014, kendati diterpa berbagai tantangan.
Tantangan itu antara lain ketidakpastian pergerakan harga minyak, dan momentum normalisasi moneter di Amerika Serikat.
Angka tersebut sama dengan capaian tahun lalu, tetapi lebih kecil dari pertumbuhan PDB dunia sebagaimana yang diperkirakan oleh International Monetary Fund (IMF), sebesar 3,4%.
Denis Hew, APEC Policy Support Director, mengungkapkan tantangan kondisi eksternal yang dihadapi ekonomi anggota APEC saat ini tidak mudah.
Namun, pertumbuhan positif yang berhasil dicapai di tengah berbagai tantangan itu justru membuktikan bahwa ekonomi anggota APEC tetap tangguh.
“Keberhasilan 21 ekonomi anggota APEC membukukan pertumbuhan pada tahun lalu kian membuktikan ketangguhannya,” ujar Hew kepada wartawan dalam konferensi pers peluncuran analisis tren ekonomi APEC terbaru, Jumat (23/5/2015).
Dia mengakui, pertumbuhan ekonomi yang dicapai 21 ekonomi anggota tidak merata, dengan kisaran pertumbuhan antara 0,7% dan 8,0%.
Secara umum, ekonomi negara maju—Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Amerika Serikat—tumbuh antara 2,4% dan 3,1%.
Jepang, yang sesungguhnya masuk dalam kelompok tersebut adalah pengecualian. Ekonomi Negeri Matahari Terbit tercatat menyusut 0,1%, dipicu oleh melemahnya konsumsi rumah tangga akibat kenaikan pajak konsumsi.
Adapun, ekonomi anggota berkembang tercatat beragam, antara 0,7% dan 8,0%, kecuali Brunei Darussalam yang mengalami kontraksi 1,2% akibat penurunan harga minyak dunia.