Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemimpin APEC Sepakat Kebut Liberalisasi Perdagangan dan Investasi

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali – Para pemimpin APEC mengerahkan berbagai upaya untuk mencapai perdagangan dan investasi bebas dan terbuka pada 2020 kendati dibungkus dengan pertumbuhan yang merata dan berkelanjutan.

Bisnis.com, NUSA DUA, Bali – Para pemimpin APEC mengerahkan berbagai upaya untuk mencapai perdagangan dan investasi bebas dan terbuka pada 2020 kendati dibungkus dengan pertumbuhan yang merata dan berkelanjutan.

Dalam APEC Leaders Statement ke 21, yang disebut Deklarasi Bali, para pemimpin dari 21 negara di Asia Pasifik, sepakat menggandakan usaha untuk mencapai Bogor Goals sebagai cara agar Asia Pasifik berdaya tahan dan menjadi mesin pertumbuhan global.

“Sejalan dengan komitmen ini, kami sepakat melangkah lebih jauh untuk memperkuat, melibatkan, dan membuka kesempatan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses APEC dan memperoleh manfaat dari itu semua,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membacakan Deklarasi Bali, Selasa (8/10/2013).

Bogor Goals yang dideklarasikan pada 1994 di Bogor merupakan komitmen para pemimpin APEC untuk mencapai perdagangan dan investasi bebas dan terbuka pada 2010 untuk ekonomi industrialis dan 2020 untuk ekonomi berkembang.

Deklarasi Bali menjelaskan para pemimpin APEC akan melawan setiap upaya yang ingin menciptakan hambatan baru perdagangan dan investasi.

Untuk itu, para pemimpin memperpanjang komitmen hingga akhir 2016 untuk membendung proteksionisme dan tindakan yang mendistorsi perdagangan.

Namun, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah buru-buru menjelaskan komitmen para pemimpin tidak hanya mencapai ‘free trade’, tetapi juga ‘fair trade’. “Makanya, sektor seperti usaha kecil dan menengah serta ekonomi berbasis perempuan, harus ditingkatkan,” jelasnya.

Hal itu dituangkan dalam butir ke 7 Deklarasi Bali, yang menegaskan kembali komitmen para pemimpin memperjuangkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan dan inklusif, dengan memfasilitasi UKM, pemuda dan perempuan wirausaha, untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi .

“UKM adalah tulang punggung ekonomi kita,” demikian bunyi butir ke 7 itu.

Dengan kesepakatan itu, kata Firmanzah, tidak tertutup kemungkinan ekspor produk UKM di dalam kawasan Asia Pasifik mendapat fasilitas penurunan tarif di kemudian hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper