Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kevin Rudd Akan Hapus Pajak Karbon Australia

Bisnis.com, MELBOURNE - Kevin Rudd, Perdana Menteri Australia yang baru saja dilantik, akan menghapuskan pajak karbon, yang merupakan kebijakan unggulan dari pendahulunya Julia Gillard. Rudd akan menerapkan sistem perdagangan emisi lebih cepat dari rencana

Bisnis.com, MELBOURNE - Kevin Rudd, Perdana Menteri Australia yang baru saja dilantik, akan menghapuskan pajak karbon, yang merupakan kebijakan unggulan dari pendahulunya Julia Gillard. Rudd akan menerapkan sistem perdagangan emisi lebih cepat dari rencana awal.

“Keputusan tersebut akan membawa dampak senilai beberapa milar dolar terhadap anggaran federal Australia. Itu berarti, perubahan tersebut akan dibarengi dengan pemangkasan anggaran guna memastikan tingkat pendapatan tetap terjaga,” ujar Menteri Keuangan Chris Bowen, Minggu (14/7/2013).

Bowen menjelaskan Rudd merasa transisi dari fase mining boom ke post-mining boom itu sangat penting sebagai rencana positif bagi perekonomian Australia. Dia menambahkan penjelasan lebih lanjut dari pergeseran kebijakan Rudd itu akan diumumkan dalam beberapa hari.

Rudd akan mengubah salah satu kebijakan kunci pada era Gillard dengan cara mendongkrak dukungan bagi pemerintah Partai Buruh sebelum diadakannya pemilihan umum pada akhir November. Harga karbon berbunga tetap dimulai dari A$23 per ton pada Juli 2012 dan dijadwalkan naik menjadi A$25,40 pada Juli 2014.

“Yang kami lihat adalah sebuah skema perdagangan emisi yang diimplementasikan lebih cepat dari yang direncanakan, karena kami telah mengalami perubahan besar dalam perekonomian Australia dan tantangan besar, serta hambatan yang akan datang,” lanjut Bowen.

Rudd akan mengumumkan bahwa Australia akan menggunakan sistem perdagangan emisi dengan harga floating pada 1 Juli 2014, lebih awal 1 tahun dai rencana semula. Perwakilan dari Perdana Menteri Negeri Kanguru itu menolak untuk memberi konfirmasi tentang detil kebijakan itu sebelum pengumuman resminya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor :
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper