Bisnis.com, JAKARTA - Pergantian pemerintahan di Australia tidak akan membawa banyak perubahan terhadap hubungan bilateral Indonesia dengan Australia.
Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mendapatkan laporan tentang hasil pemilu di Australia.
Presiden dan jajaran pemerintah RI, lanjutnya, saat ini terus berhubungan erat dengan pemerintahan transisi Australia sambil menunggu pelantikan perdana menteri baru di negara tersebut.
Faiz menegaskan perubahan kepemimpinan di Asutralia tidak akan mengubah hubungan politik Indonesia dengan Australia. Kedua negara, jelasnya, memiliki hubungan baik yang telah diperkuat oleh perjanjian kemitraan strategis.
"Jadi siapapun yang menjadi kepala pemerintahan di Australia, hubungan yang sudah baik tinggal dilanjutkan saja," katanya di Bandara Halim Perdanakusuma hari ini, Minggu (8/9/2013).
Selain itu, Faiz memaparkan pemerintah Indonesia memiliki pengalaman baik berkerja sama dengan pemerintahan koalisi Partai Nasionalis-Liberal Australia.
Berbagai perjanjian bilateral penting antara Indonesia dan Australia, jelasnya, justru terjalin saat pemerintahan Perdana Menteri John Howard dari partai Nasionalis-Liberal.
"Hubungan pemerintahan tidak akan banyak bervariasi, dalam arti sikap politiknya, kita tidak melihat banyak perubahan, akan tetap," kata Faiz.
Koalisi Partai Nasionalis-Liberal mengalahkan Partai Buruh dalam pemilu federal Australia yang berlangsung Sabtu (7/9/2013).
Kemenangan tersebut akan mengantarkan Tony Abbott sebagai Perdana Menteri baru Australia menggantikan Kevin Rudd.