BISNIS.COM, LONDON--Upacara pemakaman mantan PM Inggris Margaret Thatcher masih 5 hari lagi yakni pada 17 April 2013. Namun pro dan kontra mengiringi kepergian 'wanita besi' itu terus saja menghiasai media masa Inggris.
Banyak publik Inggris yang melayangkan simpati atas meninggalnya Perdana Menteri wanita pertama Inggris itu.
Sejak berkuasa tahun 1979, Margareth Thatcher telah mengubah peta politik Inggris dan menjadi pemimpin Inggris yang paling berpengaruh dalam panggung internasional.
Namun demikian, tidak sedikit publik yang justru merayakan kepergian Thatcher sebagai ungkapan tidak bersimpati atas berbagai kebijaksaan yang dibuatnya selama memerintah selama 11 tahun (1979-1990).
"Banyak kebijaksanaan Margaret Thatcher yang dinilai sangat merugikan masyarakat Inggris," ujar Thomas Blackmore (101 tahun) penghuni rumah jompo Pasley House di Colchester kepada Antara London, Jumat, (12/4/2013).
Margaret Thatcher meninggal dunia pada usia 87 tahun akibat terkena serangan stroke pada Senin (8/4) lalu. Aktivitas perempuan kelahiran Grantham, Lincolnshire, Inggris, 13 Oktober 1925 itu berhenti berpolitik sejak terserang stroke tahun 2002.
Sejak itu, ia beberapa kali terkena serangan penyakit yang sama sebelum serangan hari ini hingga mengembuskan napas terakhir.
Dalam ingatan Thomas Blackmore, Margareth Thatcher pernah tinggal di Colchester, Essex dan bekerja sebagai ahli kimia di perusahaan penelitian BX Plastics dan baru kemudian bergabung dengan Organisasi Konservatif lokal dan mengikuti konferensi partai di Llandudno.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Pam Littlewood, penghuni rumah jompo yang sangat terkenal di Colchester itu.
"Kebijaksanaannya sangat merugikan adalah saat menghentikan pemberian susu untuk anak anak," ujar ibu dua anak dan nenek dua cucu itu.
"Tidak, tidak," tegas Lovegrove, penghuni rumah jompo lainnya ketika ditanya apakah dia senang dengan perdana menteri wanita pertama Inggris itu sambil meniru gaya Thacher saat berbicara di Parlemen Inggris yang mengatakan tidak berkali kali seperti terlihat di televisi Inggris.
Banyak yang berpesta, bahkan melakukan demonstrasi di berbagai kota seperti Liverpool, Balfast, Brixton, dan Glasgow, serta Lodon seperti diberitakan Daily Mail.
Mereka merayakan kematian perempuan yang disebut PM Inggris David Cameron sebagai "yang menyelamatkan Inggris".
Para kritikus mengatakan justru perempuan yang suka berbicara lugas itu telah merusak rasa kebersamaan di masyarakat.
Thatcher memang dikenal sebagai seorang konservatif yang keras dan merupakan hal yang kontroversial saat itu.
Dia mematahkan kekuatan serikat buruh, mengurangi belanja publik, melakukan privatisasi perusahaan yang dikelola negara, dan membawa Partai Konservatifnya jauh ke kanan.
Tetap dihormati Walau demikian, di kalangan komunitas internasional, banyak para pemimpin dunia yang begitu menghormatinya.
Mereka mengakui ketangguhan pribadi dan ketegasannya dalam berpolitik. (ra)