BISNIS.COM, JAKARTA--Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan ada anggota koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang "banci" dengan mempertahankan kursi menteri tetapi saat bicara di DPR "menghajar" apa yang dilakukan pemerintah.
"Kalau memang benar berkoalisi, berkoalisilah dengan baik. Jangan 'banci', ini menterinya tidak mau menarik dari koalisi, tapi saat di DPR apa pun yang dilakukan pemerintah 'dihajar' juga," kata Dipo Alam dalam surat elektronik dari "RoSi Inc" yang diterima di Jakarta, Kamis (11/4/2013).
Disebutkan pernyataan Dipo Alam itu disampaikan dalam program dialog "Smart Evening with Rosi" yang dipandu oleh Rosiana Silalahi pada Rabu (10/4/2013) malam dan ditayangkan secara langsung oleh sebuah stasiun radio di Jakarta.
Seskab tidak menyebut secara langsung nama partai pendukung koalisi yang dinilainya "banci" itu.
Harga BBM Mengenai pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Munas IX Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) di Jakarta, Senin (8/4/2013), terkait opsi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) agar para pendukung tidak "balik badan" jika ada gelombang penolakan, Dipo Alam mengakui memang ada anggota koalisi yang menolak rencana itu.
"Memang beberapa partai koalisi menolak kenaikan BBM, semestinya mereka harus dukung. Jangan sampai di parlemen mereka 'balik badan'. Kami 'nggak' takut sama sekali karena Presiden terpilih dengan konstitusional dengan suara mayoritas," ujar Seskab Dipo Alam.
Ketika ditanya mengapa anggota koalisi yang "banci" itu tidak diganti, Dipo Alam menjelaskan Presiden SBY tentu memiliki banyak pertimbangan selain ada kesantunan politik. "Kalau saya sama, kalau 'nggak' mundur, ya, "reshuffle'," ucap Dipo.
Soal perombakan atau "reshuffle" kabinet itu, Dipo Alam meminta agar masyarakat menunggu "tanggal mainnya".
Ia mencontohkan dalam waktu dekat Menteri Keuangan Agus Martowardojo menjadi Gubernur Bank Indonesia.
Ia menambahkan bisa saja ada menteri yang diganti setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan sebagai tersangka.
"Namun demikian dapat disampaikan bahwa Presiden SBY itu tidak suka ganti-ganti menteri, dan Presiden selalu mengatakan ingin sampai akhir masa jabatannya selalu bersama," kata Dipo.
Mengenai kasus Bank Century, Seskab Dipo Alam menyampaikan bahwa tidak ada yang takut untuk menuntaskan kasus tersebut, termasuk Wakil Presiden Boediono.
"Pak Presiden dan Wapres tidak khawatir, 'go ahead', selesaikan kasus Century," katanya.
Namun karena soal Century sedang ditangani KPK, Seskab meminta semua pihak untuk mempercayakan penanganan masalah hukumnya kepada KPK agar bekerja keras menuntaskan kasus tersebut.
Sedangkan soal pertemuan Presiden dengan sejumlah tokoh beberapa pekan lalu termasuk dengan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan tujuh jenderal purnawirawan, Seskab menegaskan bahwa pertemuan itu bukan karena Presiden SBY takut dengan isu kudeta tetapi karena adanya permintaan dari mereka, yang waktunya disesuaikan dengan kegiatan Presiden.
Seskab Dipo Alam menyebutkan sebenarnya dalam sisa waktu 1,5 tahun, banyak tokoh politik maupun militer yang mengakui keberhasilan Presiden Yudhoyono bahkan dari tokoh internasional sekalipun.
Menurut Seskab, banyak yang semula "menghantam" SBY tetapi sebenarnya ingin dipanggil SBY.
"Bukan SBY yang perlu mereka tetapi mereka yang perlu SBY. Percayalah kalau SBY mengatakan saya mendukung calon ini pasti ada pengaruhnya. Mereka itu seperti memiliki penyakit 'AIDS', Aku Ingin Dipanggil/Didukung SBY," ujar Seskab Dipo Alam.
Disebutkan, dialog yang berlangsung sekitar 90 menit itu membicarakan banyak hal, mulai dari gaya komunikasi Dipo Alam, isu kudeta, tugas utama Sekretaris Kabinet hingga bagaimana Seskab menghadapi perlawanan mitra kerjanya di DPR .(msb)
DIPO ALAM: Ada Anggota Koalisi yang Banci
BISNIS.COM, JAKARTA--Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan ada anggota koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang "banci" dengan mempertahankan kursi menteri tetapi saat bicara di DPR "menghajar" apa yang dilakukan pemerintah."Kalau
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
KPK Izinkan Nagita Slavina Terima Endorsement, Asal Raffi Ahmad Lapor LHKPN
50 menit yang lalu
Mensesneg: Program 'Lapor Mas Wapres' Sepenuhnya Ide Gibran
1 jam yang lalu