Bisnis.com, JAKARTA - Perisai udara Israel yang dibanggakan karena mampu menangkal serangan rudal jebol oleh senjata roket balistik Iran dalam serangan balasan yang diluncurkan sejak Jumat (14/6/2025) lalu.
Mengutip Bloomberg, Selasa (17/6/2025), Iran dilaporkan menembakkan rudal balistik dan menjebol pertahanan udara Israel yang dibanggakan yang dikenal dengan Iron Dome dengan strategi yang disadari. Disebutkan gelombang serangan rudal balasan setelah pemimpin pendudukan telah terlebih dahulu menghujani Iran dengan serangan udara dan pesawat nir awak.
Secara total, Iran menembakkan 370 rudal balistik ke Israel, dengan sekitar 30 mengenai target di negara itu. Rudal-rudal itu telah menewaskan 24 orang dan melukai hampir 600 orang.
Kota-kota seperti Rishon LeZion dan Bat Yam di dekat Tel Aviv telah mengalami kerusakan parah. Haifa, kota pelabuhan di utara, telah menjadi sasaran berat, seperti halnya Tel Aviv bagian tengah. Iran juga telah meluncurkan ratusan pesawat tanpa awak, yang diklaim lebih mudah dicegat oleh sistem pertahanan mereka.
"Kami memiliki beberapa sistem pertahanan yang kuat, tetapi tidak menutup langit secara kedap udara," kata duta besar Israel untuk AS, Yechiel Leiter dikutip dari Bloomberg.
Dia menyebut 10% hingga 15% dari rudal balistik ini menembus Iron Dome. Tingkat kegagalan ini diklaim sudah disadari oleh militer Israel.
Baca Juga
Giora Eiland, pensiunan mayor jenderal dan mantan kepala Dewan Keamanan Nasional Israel mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak dapat memprediksi dengan tepat titik sasaran maupun rute dari rudal balistik karena teknologi balistik memiliki sistem navigasi. “Itulah sebabnya, secara relatif, kami kehilangan lebih banyak dari yang kami inginkan,” katanya di Israel kemarin.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memperingatkan warga Israel untuk mengantisipasi serangan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang dari Iran. Dia juga mendesak warganya untuk segera pergi ke tempat perlindungan bom ketika sirene serangan udara berbunyi atau mereka mendapat peringatan telepon.
Netanyahu mengklaim serangan Israel ke Iran untuk menghambat program nuklir Iran yang dibangun.
Atas serangan ini, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Israel akan "membayar harga yang sangat mahal" atas serangannya, yang telah menewaskan 224 orang, termasuk jenderal tinggi dan ilmuwan atom, menurut pemerintah Iran.
Iran sendiri disebut masih memiliki ribuan rudal yang dapat mencapai Israel jelas Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi. Itu lebih dari angka 2.000 yang sebelumnya banyak dikutip pejabat Israel dalam beberapa minggu terakhir. Namun, meskipun angka yang lebih rendah itu akurat, artinya Iran masih memiliki kuatan penuh untuk menggempur negeri pendudukan itu selama beberapa hari.
Meski Iron Dome disebut berhasil menangkis 90% rudal iran, sekolah-sekolah di Israel telah ditutup hingga minggu ini, dan lebih dari 100.000 orang terlantar di luar negeri setelah wilayah udara negara itu ditutup pada hari Jumat.
Ada pula biaya intersepsi yang sangat besar. Setiap rudal pencegat Arrow milik Israel, yang biasanya diperlukan untuk menembak jatuh rudal balistik jarak jauh, menghabiskan biaya sekitar US$2 juta hingga US$3 juta. Sering kali, lebih dari satu rudal diluncurkan ke arah rudal balistik untuk meningkatkan kemungkinan terkena rudal tersebut.
Pada bulan April tahun lalu, Bloomberg melaporkan bahwa Israel dan juga angkatan udara Amerika, Inggris, Prancis, dan Yordania mungkin menghabiskan biaya sekitar US$1,1 miliar untuk menggagalkan serangan Iran dengan estimasi serangan beberapa jam. Kini realitas konfliktelah berlangsung lebih lama. Dan belum ada tanda-tanda akan mereda.