Bisnis.com, JAKARTA - Sebelum Iduladha dilaksanakan oleh umat Islam, terdapat dua puasa sunnah yang bisa dikerjakan.
Puasa sunnah tersebut jatuh pada 8 dan 9 Dzulhijjah. Pada 8 Dzuhijjah, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa Tarwiyah.
Kemudian pada hari selanjutnya pada 9 Dzulhijjah, dilakukan puasa sunnah Arafah. Puasa ini dikerjakan bagi mereka yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.
Kapan Puasa Tarwiyah?
Pada tahun ini, puasa Tarwiyah jatuh pada Rabu (4/6/2025).
Syekh Said Muhammad Ba’asyin, dalam kitabnya yang berjudul Busyral Karim, sebagaimana dikutip Ustadz Alhafiz, menjelaskan bahwa puasa selama delapan hari sebelum hari Arafah dianjurkan.
"Ini yang dimaksud dengan perkataan matan, ’10 Dzulhijjah’. Tetapi puasa pada 8 Dzulhijjah dianjurkan sebagai bentuk ihtiyath terhadap hari Arafah dan juga termasuk 8 hari pertama Dzulhijjah,” tulis Redaktur Pelaksana Keislaman NU Online itu.
Baca Juga
Sebagai informasi, ada tiga pendapat mengenai penamaan tanggal 8 Dzulhijjah itu disebut hari tarwiyah, yakni (1) perenungan Nabi Adam ketika membangun Ka’bah, (2) perenungan mendalam Nabi Ibrahim setelah bermimpi diperintah untuk menyembelih anaknya, dan (3) perenungan orang haji mengenai doa-doa yang hendak dipanjatkan pada hari Arafah nanti.
Hal ini sebagaimana ditulis Sunnatullah dalam tulisan berjudul Penamaan Hari Tarwiyah, Arafah, dan Keutamaannya.
Niat Puasa Tarwiyah
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Keutamaan Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa selama satu tahun. Hal itu dijelaskan dalam hadis berikut ini:
صوم يوم التروية كفارة سنة وصوم يوم عرفة كفارة سنتين
Artinya, "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).