Bisnis.com, JAKARTA – Nama Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi) banyak dikaitkan dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ayah dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu digadang-gadang masuk bursa calon ketua umum PSI. Kalau itu terjadi, Jokowi akan menggantikan putra bungsunya, Kaesang Pangarep.
Selain itu, skenario Jokowi masuk PSI juga akan mengakhiri teka-teki, tentang konsep partai super Tbk. yang sempat digaungkan oleh Jokowi dan pendukungnya.
Sekadar informasi, isu partai super terbuka sempat digaungkan Jokowi usai dipecat dari PDIP. Jokowi pernah menyindir tentang partai perorangan. Setelah itu dia mengungkapkan ide untuk membentuk partai super Tbk. Wacana partai super Tbk. sempat menjadi teka-teki. Apakah ide itu terkait dengan PSI atau Jokowi akan mendirikan partai baru dengan basis relawan yang selama ini loyal kepadanya.
Menariknya, pada Maret 2025 lalu, ayah mertua dari Gubernur Sumatra Utara Bobby Nasution itu, mengemukakan bahwa ide partai super Tbk. telah diambil oleh PSI. Selanjutnya pada Mei 2025, bersamaan dengan rencana Kongres PSI di Kota Solo, muncul rumor Jokowi akan menjadi Ketua Umum partai yang konon identik dengan anak muda tersebut.
Adapun wacana pembentukan Partai Super Tbk diungkapkan oleh Ketua Umum Relawan Projo Budi Arie Setiadi. Dia mengaku telah bertemu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) membahas rencana tersebut.
Namun demikian, Budi meminta awak media bersabar dalam menunggu informasi soal pertemuan keduanya. Dia tak memerinci lebih lanjut isi pertemuan itu, kecuali berkaitan dengan dukungan untuk pemerintahan Prabowo Subianto.
Baca Juga
"Ya nanti tunggu, yang pasti kita harus dukung pemerintahan pak Prabowo supaya bisa sukses di tengah berbagai kondisi dunia yang dinamis. Gitu ya," katanya saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Meski irit bicara, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Koperasi itu mengungkap bahwa pertemuan dengan Jokowi sempat membahas soal pembentukan partai baru.
Budi menyebut keduanya membahas soal wacana pembentukan partai 'Super Tbk.' Sebagaimana diketahui, istilah 'Tbk.' mengacu pada perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan sahamnya dimiliki publik.
"[Bahas, red] Partai Super Tbk., yaudah terjemahin aja. Partai dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat," ujarnya.
Jokowi dan Kaesang
Terlepas sampai mana ide partai terbuka itu berjalan, Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta William Aditya Sarana menyatakan setuju dengan masuknya Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI) Joko Widodo sebagai calon ketua umum PSI.
“Pak Jokowi yang kerja nyatanya sudah kami rasakan sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta patut menjadi calon Ketua Umum PSI," kata William dilansir dari Antara, Senin (19/5/2025).
Wiliam yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Jakarta Barat itu menyatakan Pak Jokowi juga sudah memberikan kontribusi salah satunya menggagas 'Partai Super Terbuka' yang menginspirasi PSI menyelenggarakan Pemilihan Raya ini.
Dia juga mengungkapkan bahwa nama Ketum PSI petahana Kaesang Pangarep disebut pada saat yang bersamaan dalam diskusi yang berlangsung di internal partainya.
"Nama Mas Kaesang juga turut disebut dalam diskusi internal partai kami. Dia juga diharapkan bisa melanjutkan kepemimpinannya yang sudah baik ini ke depan," kata dia.
One Man One Vote
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman mengatakan bahwa dalam pemilihan kali ini, PSI memperkenalkan konsep “Satu Anggota Satu Suara” yang memungkinkan seluruh anggota partai untuk memberikan suara secara langsung.
Menurutnya, langkah ini menjadi bagian dari strategi transformasi politik PSI menuju format yang lebih demokratis dan inklusif. “Pemilu Raya akan menjadi awal bagi PSI untuk menjadi ‘Partai Super Terbuka,’ yaitu sebuah partai yang dimiliki oleh semua anggota — bukan partai milik keluarga atau elit tertentu,” katanya dalam rilisnya, akhir April 2025 lalu.
Menurut Andy, inisiatif ini merupakan respons terhadap dinamika politik kontemporer yang menuntut partisipasi lebih luas dari masyarakat, khususnya generasi muda.
“PSI terus menyesuaikan diri dengan keinginan masyarakat terutama anak muda yang ingin berpartisipasi secara langsung dalam menentukan arah politik. Momentum ini akan menjadi sejarah penting bagi kami untuk membangun sebuah tradisi politik baru,” lanjutnya.
Secara teknis, Pemilu Raya ini memungkinkan setiap anggota PSI untuk menggunakan hak suara mereka secara setara. Pemilihan akan dilaksanakan secara daring (online) dengan sistem e-voting.
“Kader partai dan warga masyarakat yang mempunyai visi sama dengan PSI bisa mencalonkan diri. Syaratnya adalah mendapatkan dukungan minimal dari 5 Dewan Pengurus Wilayah di tingkat provinsi dan 20 Dewan Pengurus Daerah (DPD) tingkat Kota/ Kabupaten,” ujar Andy.
Adapun pengumuman pemenang Pemilu Raya akan dilakukan dalam Kongres PSI yang dijadwalkan berlangsung di Kota Solo pada Juli 2025. Sementara itu, tahapan-tahapan Pemilu Raya lainnya akan disampaikan secara berkala melalui akun media sosial resmi DPP PSI.
Di akhir pernyataannya, Andy yang juga menjabat sebagai Ketua Steering Committee (SC) Kongres PSI, menyerukan agar seluruh elemen partai ambil bagian dalam proses ini. "Para pengurus, kader, anggota legislatif, hingga kepala daerah dari PSI untuk menyemarakkan dan berpartisipasi aktif dalam gelaran Pemilu Raya mendatang," jelas Andy.