Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal USAID, Organisasi yang Ingin Dibubarkan Elon Musk

Elon Musk tengah dalam rencana untuk membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam waktu dekat.
Bendera Amerika dan bendera USAID berkibar di luar gedung USAID di Washington, D.C., AS, 1 Februari 2025/REUTERS-Annabelle Gordon
Bendera Amerika dan bendera USAID berkibar di luar gedung USAID di Washington, D.C., AS, 1 Februari 2025/REUTERS-Annabelle Gordon

Bisnis.com, JAKARTA - Elon Musk tengah dalam proses untuk membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan menyatukannya dengan Departemen Luar Negeri.

Pembubaran ini dibermula dari masalah tim Elon Musk yang tak diberi akses masuk ke sistem USAID. Sejumlah pejabat tinggi USAID pun diberi sanksi cuti administratif karena masalah tersebut.

Elon Musk pun sempat berbicara di media sosialnya bahwa USAID harus "dimatikan" dan mengangkap mereka adalah “organisasi kriminal”.

Hal ini juga sempat diungkapkan oleh Presiden Donald Trump kepada wartawan, di mana sang presiden menyebut organisasi tersebut dijalankan oleh “orang-orang gila radikal”.

Adapun pada Senin (3/2/2025), kantor USAID ditutup dan para karyawan diminta untuk bekerja dari jarak jauh.

Pembubaran USAID pun diklaim akan berdampak pada negara-negara yang selama ini mendapat bantuan. Setidaknya, organisasi ini telah menyalurkan bantuan kemanusiaan senilai miliaran dolar ke luar negeri, dengan pendanaan dan bantuan penting bagi lebih dari 100 negara.

Apa itu USAID?

Melansir NBC News, USAID adalah badan kemanusiaan dan pembangunan internasional pemerintah AS, yang membantu negara-negara yang mengalami konflik dan “negara-negara penting secara strategis”. Tujuannya adalah untuk mengentaskan kemiskinan, penyakit, dan krisis lainnya.

USAID adalah lembaga negara terbesar yang memiliki tenaga kerja sekitar 10.000 orang di seluruh dunia dan anggaran tahunan mencapai puluhan miliar dollar AS.

Setiap tahun, Kongres menyetujui pendanaan untuk USAID yang bekerja sama dengan Departemen Luar Negeri untuk menetapkan prioritas investasinya. Adapun dana USAID disalurkan melalui hibah, kontrak, dan perjanjian kerja sama.

Pada tahun fiskal 2023, USAID mengelola lebih dari US$40 miliar alokasi gabungan. Yang mana dana tersebut kurang dari 1% anggaran federal, menurut The Washington Post.

USAID memberikan bantuan kepada sekitar 130 negara pada tahun fiskal 2023. CRS mengatakan 10 negara penerima teratas adalah Ukraina, Etiopia, Yordania, Kongo, Somalia, Yaman, Afganistan, Nigeria, Sudan Selatan, dan Suriah.

Dalam beberapa tahun terakhir, USAID juga telah memberikan dukungan kemanusiaan, pembangunan dan ekonomi yang signifikan kepada Ukraina dan negara-negara yang terkena dampak invasi Rusia.

Laporan CRS juga menyebutkan bahwa bantuan kemanusiaan USAID dikirim ke Jalur Gaza.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper