Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Seusai Dilantik, Trump Tak Yakin Gencatan Senjata Israel-Palestina Bertahan Lama

Presiden AS Donald Trump ragu mengenai gencatan senjata Israel-Palestina bisa bertahan lama.
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson
Presiden AS Donald Trump berpidato setelah pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan sebagai Presiden ke-47 AS di US Capitol, Washington, Amerika Serikat pada Senin (20/1/2025). / Pool via Reuters-Julia Demaree Nikhinson

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas mengenai Israel dan Palestina, setelah ditanya mengenai apakah dia yakin dapat mempertahankan gencatan senjata dan menyelesaikan tiga fase kesepakatan.

Trump mengatakan bahwa dia “tidak yakin” gencatan senjata antara Israel dan Palestina akan tetap berlaku.

"Saya tidak yakin. Itu bukan perang kita. Ini perang mereka," kata Trump saat menandatangani serangkaian perintah eksekutif di Ruang Oval pada Senin (20/1) setelah acara parade perdananya, dikutip dari The Jerusalem Post.

Ia kemudian mengatakan bahwa Gaza saat ini terlihat seperti “situs pembongkaran besar-besaran” dan “harus dibangun kembali dengan cara yang berbeda”.

"Gaza adalah (tempat) menarik. Itu adalah lokasi fenomenal. Di atas laut-dengan cuaca terbaik. Beberapa hal indah dapat dilakukan," lanjut Trump.

Namun dirinya ragu mengenai pemerintahan Gaza di masa depan.

"Tentu saja tidak mungkin ada orang-orang yang ada di sana. Kebanyakan dari mereka sudah meninggal. Mereka tidak menjalankannya dengan baik. Mereka menjalannya dengan kejam dan buruk," kata Trump.

Sebelumnya, Trump berharap gencatan senjata dan pertukaran tahanan Israel-Palestina bertahan dengan baik.

Pasalnya bila hal tersebut gagal, maka akan menimbulkan dampak kekacauan yang besar.

"Kita akan segera melihat hasilnya, dan ini sebaiknya bertahan," kata Trump menjawab pertanyaan NBC News, Sabtu (18/1).

Diketahui, gencatan senjata yang telah lama tertunda dalam perang Gaza resmi mulai berlaku setelah Hamas membebaskan tiga sandera wanita dengan imbalan 90 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Mengutip Bloomberg pada Senin (20/1, penghentian pertama dalam perang sejak November 2023 tampaknya berjalan sesuai rencana, setelah berbulan-bulan negosiasi oleh pemerintahan Biden, bersama dengan Qatar dan Mesir, kemudian dorongan baru-baru ini oleh Presiden terpilih Donald Trump untuk kesepakatan sebelum pelantikannya pada Senin waktu setempat.

Gencatan senjata enam minggu tersebut bertujuan untuk membebaskan 3 sandera Israel dan ratusan warga Palestina yang dipenjara di Israel — 30 untuk setiap sandera yang dibebaskan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper