Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat Embraer SA 190 milik Azerbaijan Airlines diduga dirusak oleh sistem pertahanan udara Rusia di dekat Grozny sebelum jatuh di Kazakhstan saat berupaya mendarat darurat.
Menurut situs web berita Caliber yang didukung pemerintah Azerbaijan,pesawat itu dihantam oleh pertahanan udara Rusia saat mendekati Grozny, Chenchnya. Akibat penggunaan sistem peperangan elektronik oleh Rusia, sistem komunikasi pesawat lumpuh total.
Kantor Kepresidenan Azerbaijan dan Kementerian Luar Negeri negara itu tidak segera memberikan komentar saat dihubungi melalui telepon. Kementerian pertahanan Rusia juga tidak segera membalas permintaan komentar.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak mengomentari laporan Caliber. Dia telah mendesak semua pihak untuk menunggu akhir penyelidikan alih-alih berspekulasi tentang penyebab kecelakaan itu.
Pesawat itu membawa 62 penumpang dan lima awak dari Baku, ibu kota Azerbaijan, ke Grozny, ketika pesawat itu mengubah haluan untuk melakukan pendaratan darurat di Kazakhstan. Pesawat itu jatuh sekitar 3 kilometer dari Aktau, Kazakhstan.
Pihak berwenang Kazakhstan mengatakan bahwa tim penyelamat telah menemukan 38 jenazah di lokasi kecelakaan sementara upaya pembersihan terus berlanjut. Sebanyak 29 orang selamat dari kecelakaan itu dan berada di rumah sakit. Tim penyelamat juga telah mengambil perekam penerbangan, yang akan membantu menentukan penyebab kecelakaan itu.
Baca Juga
Perwakilan Embraer SA dan badan investigasi dan pencegahan kecelakaan penerbangan Brasil CENIPA sedang menuju ke Kazakhstan. Pembuat pesawat itu mengatakan bahwa mereka mengikuti situasi dan berfokus untuk mendukung pihak berwenang.
Penerbangan itu awalnya dialihkan ke Makhachkala di pantai Laut Kaspia Rusia karena kabut, dan kemudian ke Aktau. Kota Kazakhstan itu berjarak sekitar 310 kilometer di sebelah timur Makhachkala, di seberang lautan.
The Wall Street Journal melaporkan klaim dari Ukraina dan konsultan keselamatan penerbangan Osprey bahwa pesawat itu mungkin telah rusak oleh sistem antirudal Rusia. Baik Grozny maupun Makhachkala sebelumnya telah menjadi sasaran pesawat nirawak Ukraina.
Jika dikonfirmasi, serangan udara oleh rudal itu akan memiliki kemiripan dengan jatuhnya Malaysia Airlines Penerbangan 17 di atas Ukraina timur pada 2014 yang menewaskan seluruh 298 orang di dalamnya.
Pada saat itu, para penyelidik menetapkan bahwa rudal Rusia telah ditembakkan ke pesawat penumpang Boeing 777 itu saat melintasi wilayah udara Ukraina, sebuah temuan yang dibantah Rusia.
Azerbaijan Airlines sebelumnya menolak mengomentari spekulasi tentang penyebab kecelakaan itu.
"Penyelidikan terperinci sedang dilakukan saat ini," kata Presiden Azerbaijan Airlines Samir Rzayev kepada wartawan, dilansir dari Bloomberg, Jumat (27/12/2024).
Dia mengatakan pesawat Embraer 190 menjalani pemeriksaan teknis penuh pada Oktober dan tidak mengalami masalah teknis.
Maskapai itu juga mengatakan akan menangguhkan penerbangan ke Grozny dan Makhachkala hingga penyelidikan selesai, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Sangat tidak biasa jika sebuah maskapai menutup semua penerbangannya ke wilayah tersebut. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin curiga bahwa seluruh ruang udara di wilayah itu tidak aman," kata pakar penerbangan independen dan pilot yang berkantor pusat di Moskow, Andrei Litvinov.