Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengertian Metode Deep Learning, Pendekatan yang Diisukan Gantikan Kurikulum Merdeka

Mendikdasmen Abdul Mu'ti akan implementikan metode deep learning untuk anak-anak sekolah.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Muti tiba di kediaman Presiden terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan bahwa pihaknya akan menerapkan deep learning untuk anak-anak sekolah.

Deep learning atau pembelajaran mendalam merupakan metode pendekatan belajar untuk meningkatkan kapasitas siswa.

"Deep learning itu bukan kurikulum. Itu pendekatan belajar," ujarnya usai acara "Pak Menteri Ngariung" di halaman Kantor Badan Bahasa, Jakarta, Sabtu (9/11/2024), dikutip dari Antara.

Kemudian untuk kurikulum Pendidikan, Kemendikdasmen sampai saat ini masih mengkaji kurikulum baru. Pihaknya belum memutuskan untuk mengganti Kurikulum Merdeka Belajar.

Pengertian Metode Deep Learning

Menteri Abdul Mu'ti mengatakan bahwa Deep Learning bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa.

Metode ini memiliki tiga elemen utama, yaitu Mindfull Learning, Meaningfull Learning, dan Joyfull Learning.

Mindfull Learning artinya menyadari keadaan murid yang berbeda-beda. Kemudian Meaningfull Learning dilakukan untuk mendorong murid berpikir dan terlibat dalam proses belajar.

Sedangkan Joyfull Learning adalah cara untuk membuat siswa merasa senang dan puas dalam mencari pemahaman mendalam di suatu pelajaran.

Kemendikdasmen Masih Lakukan Riset untuk Kurikulum Baru

Sebelumnya, Menteri Abdul Mu'ti juga menyampaikan bahwa ada wacana sastra Indonesia sebaiknya masuk ke dalam kurikulum pendidikan dasar, utamanya sejak usia dini.

Namun pihaknya masih akan terus mengkaji materi-materi pembelajaran, termasuk urutan dan pembobotan agar tidak terlalu membebani siswa maupun guru.

"Nanti memang kita akan kaji semua, materi-materi pelajaran akan kita lihat lagi, juga​​​​​​​ kita lihat karena tadi sudah banyak masukan, termasuk menyangkut urutan, pembobotan dan sebagainya, tetapi memang tidak dalam waktu dekat, karena ini berada di pertengahan semester," katanya dikutip dari Antara.

Kemudian untuk Ujian Nasional dan Zonasi, pihaknya juga akan mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak untuk memperbaiki penerapannya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper