Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa (UE) mendesak gencatan senjata di kawasan Timur Tengah harus menjadi prioritas setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell menyebut, terbunuhnya Sinwar oleh pasukan Israel dapat meningkatkan peluang untuk mencapai gencatan senjata.
“Setelah pembunuhan Sinwar, sebuah perspektif baru terbuka dan kita harus menggunakannya untuk mencapai gencatan senjata, membebaskan sandera (Israel) yang tersisa dan mencari perspektif politik,” Josep Borrell, diplomat utama UE, mengatakan kepada wartawan di pertemuan para menteri pertahanan G7 di Naples.
Dia juga mengatakan misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, dapat diperkuat, setelah mendapat kecaman dalam bentrokan antara Israel dan musuhnya di Lebanon, Hizbullah.
“Pasukan PBB harus dihormati di seluruh dunia, mungkin misi UNIFIL harus ditinjau ulang, tetapi hal pertama yang harus dilakukan adalah gencatan senjata,” kata Borrell, seraya menambahkan bahwa hal itu bergantung pada Dewan Keamanan PBB untuk membuat keputusan tentang UNIFIL.
Sebelumnya, Hamas mengonfirmasi kematian pemimpin mereka, Yahya Sinwar, yang tewas akibat serangan brutal Israel pada Kamis (17/10/2024). Namun dalam keadaan berduka, Hamas mengatakan mereka tidak akan melakukan negosiasi sandera hingga perang di Gaza berakhir.
Baca Juga
Hal ini dikatakan oleh Khalil al-Hayya, pejabat Hamas yang berbasis di Qatar, dalam sebuah pernyataan video mengatakan bahwa tidak ada sandera yang akan dibebaskan “kecuali agresi terhadap rakyat kami di Gaza berhenti.”
Pasukan Israel menghantam Gaza dengan serangan udara pada hari Jumat, dan tim penyelamat menemukan mayat tiga anak Palestina dari reruntuhan rumah mereka di utara wilayah tersebut, menurut badan pertahanan sipil Gaza.