Bisnis.com, JAKARTA - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar dilaporkan tewas dibunuh oleh militer Israel pada Rabu, 16 Oktober 2024 waktu setempat.
Bahkan, hal ini telah diumumkan oleh presiden AS, Joe Biden, dalam keterangan resminya.
”Tes DNA telah mengkonfirmasi bahwa Sinwar telah tewas. Ini adalah hari yang baik bagi Israel, Amerika Serikat, dan dunia,” jelasnya dalam keterangan resmi Gedung Putih, dikutip Jumat (18/10/2024).
Dari sudut pandang Biden, Yahya Sinwar merupakan sosok yang bertanggung jawab atas tewasnya ribuan warga Israel, Palestina, AS, dan warga dari lebih dari 30 negara dalam beberapa tahun terakhir.
Sebab dalam versi Joe Biden, Yahya Sinwar merupakan otak serangan 7 Oktober 2023 lalu yang membuat Israel, Hamas, Gaza, hingga Iran berseteru saat ini.
Serangan Hamas ke Israel setahun lalu juga disebut sebagai Holocaust terparah dan termematikan untuk orang Yahudi setelah Hitler.
Baca Juga
Siapa Yahya Sinwar?
Yayha Sinwar telah menjadi tokoh sentral di Hamas selama beberapa dekade, dan orang paling penting di balik serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan konflik berdarah di Gaza yang terjadi setahun setelahnya.
Seorang pria pendek dan kurus dengan rambut dipotong pendek yang sekarang sudah memutih, Sinwar dikenal karena tingkat kerahasiaan dan tindakan pencegahan keamanannya yang obsesif, dan dicap sebagai psikopat oleh politisi dan pejabat keamanan Israel (setidaknya menurut Barat).
Kematian Sinwar dalam serangan Israel di Gaza memenuhi janji yang dibuat oleh para pemimpin Israel tahun lalu, termasuk Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Tahun lalu, mereka telah bersumpah akan membunuhnya sebagai pembalasan atas gelombang pembunuhan dan penyanderaan yang membuat Israel ngeri setahun yang lalu.
Sinwar secara luas diyakini bertanggung jawab atas keputusan untuk membawa tawanan kembali ke wilayah Palestina, dalam sebuah tindakan yang telah mengubah arah sejarah Israel-Palestina secara permanen.
Dia telah menghabiskan lebih dari dua dekade di dalam penjara Israel, sebelum bebas 12 tahun yang lalu dalam kesepakatan tebusan sandera, seperti yang dia harapkan dapat ditengahi selama konflik saat ini.
Serangan 7 Oktober lalu membuat Hamas mendapatkan banyak dukungan dari warna Palestina. Sebab menurut mereka, apa yang dilakukan Hamas adalah perlawanan terhadap penjajahan Israel selama ini.
Dalam 12 terakhir, Sinwar dikabarkan tinggal di bawah tanah dan melakukan semua strateginya dari terowongan rahasia.
Meski demikian, dia memberi pengaruh yang cukup signifikan selama putaran perundingan gencatan senjata yang berulang-ulang antara Hamas dan Israel ( yang ditengahi oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar).
Lahir pada 29 Oktober 1962, menurut Hamas, Sinwar membantu mendirikan aparat keamanan internal kelompok tersebut pada akhir 1980-an.
Ia mendapat julukan di kalangan warga Palestina: si tukang jagal Khan Younis, tempat ia dibesarkan di Gaza selatan.
Perannya di Hamas selama bertahun-tahun adalah membantu membasmi tersangka informan Palestina untuk Israel.
Dia dipenjara di Israel dengan empat hukuman seumur hidup pada tahun 1988, dituduh berperan dalam pembunuhan tentara Israel dan empat tersangka warga Palestina yang berkolaborator dengan Israel.
"Dia [memiliki] begitu banyak rahasia," kata mantan teman satu penjaranya, Esmat Mansour, yang sekarang menjadi komentator berita terkini di media berbahasa Arab.
Dengan pengumuman kematiannya, Yahya Sinwar tercatat hanya sebentar memimpin Hamas.
Untuk diketahui, Yahya Sinwar merupakan pemimpin Hamas pengganti Ismail Haniyeh setelah kematiannya pada Juli 2024.
Yahya Sinwar diumumkan menjadi pemimpin politik baru Hamas pada Selasa (6/8/2024) alias dua bulan lalu.