Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Joe Biden Sebut Dosanya Mirip Holocaust Hitler

Presiden AS Joe Biden menyebut Yahya Sinwar adalah serangan pada 7 Oktober 2023, yang menjadi hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak peristiwa Holocaust.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berpidato dari Ruang Oval Gedung Putih di Washington. Pool Reuters/Evan Vucci

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan komentar mengenai kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar yang  dibunuh militer Israel pada Rabu (16/10/2024).

Dalam keterangan resminya, Presiden Joe Biden mengatakan Israel memberikan konfirmasi kepada tim keamanan Gerung Putih pada Kamis bahwa misi di Gaza kemungkinan besar telah menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

”Tes DNA telah mengkonfirmasi bahwa Sinwar telah tewas.  Ini adalah hari yang baik bagi Israel, Amerika Serikat, dan dunia,” jelasnya dalam keterangan resmi Gedung Putih, dikutip Jumat (18/10/2024).

Biden mengatakan Sinwar bertanggung jawab atas kematian ribuan warga Israel, Palestina, AS, dan warga dari lebih dari 30 negara. Biden menyebut Sinwar adalah serangan pada 7 Oktober yang menjadi hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak peristiwa Holocaust.

”Atas perintahnya, Hamas menyerbu Israel dengan sengaja, membunuh dan membantai warga sipil, penyintas Holocaust, anak-anak di depan orang tuanya, dan orang tua di depan anak-anak mereka,” ungkap Biden.

Dia mengatakan serangan 7 Oktober tahun lalu menewaskan 1.200 orang, termasuk 46 orang Amerika. Lebih dari 250 orang disandera dan 101 orang masih hilang. Jumlah tersebut termasuk tujuh warga Amerika, empat di antaranya diyakini masih hidup dan ditahan oleh Hamas.

”Sinwar adalah orang yang paling bertanggung jawab atas hal ini, dan untuk banyak hal yang terjadi setelahnya,” jelasnya.

Biden mengatakan bahwa kematian pemimpin Hamas membuka jalan bagi kembalinya para sandera Israel dan berakhirnya perang di Gaza.

Setelah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Biden mengatakan sekarang adalah waktunya untuk bergerak menuju gencatan senjata di Gaza. Dia berjanji akan memastikan bahwa segalanya akan bergerak ke arah yang yang lebih baik bagi seluruh dunia.

“Sudah waktunya perang ini berakhir dan membawa pulang para sandera ini. Jadi itulah yang siap kami lakukan,” ungkap Biden seperti dikutip Reuters, Jumat (18/10/2024).

Ketika ditanya apakah ia merasa lebih berharap akan adanya gencatan senjata, Biden mengatakan bahwa mudah-mudahan perang akan berakhir dalam waktu dekat.

Di sisi lain, Netanyahu mengatakan bahwa kematian Sinwar menawarkan peluang perdamaian di Timur Tengah, namun memperingatkan bahwa perang di Gaza belum berakhir dan Israel akan terus berlanjut hingga para sanderanya dikembalikan.

“Kepada keluarga sandera, saya ucapkan: Ini adalah momen penting dalam perang. Kami akan melanjutkan dengan kekuatan penuh sampai semua orang yang Anda cintai, orang-orang yang kami cintai, berada di rumah,” tegas Netanyahu.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan kematian Sinwar adalah pencapaian militer dan moral yang luar biasa bagi Israel.

Dia menyebut Sinwar sebagai pembunuh massal yang bertanggung jawab serangan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang. Israel merespons serangan tersebut dengan operasi militer ke Gaza hingga saat ini, yang menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper