Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hamas Bersumpah Tak Mau Negosiasi Sandera hingga Perang Berakhir

Hamas bersumpah tidak akan melakukan negosiasi sandera sebelum perang di Gaza berakhir.
Warga membuat api unggun saat mengungsS di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis, di Jalur Gaza Selatan, Senin (22/7/2024). Reuters/Mohammed Salem
Warga membuat api unggun saat mengungsS di tengah konflik Israel-Hamas, di Khan Younis, di Jalur Gaza Selatan, Senin (22/7/2024). Reuters/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA - Hamas mengonfirmasi kematian pemimpin mereka, Yahya Sinwar, yang tewas akibat serangan brutal Israel pada Kamis (17/10/2024).

Namun dalam keadaan berduka, Hamas mengatakan mereka tidak akan melakukan negosiasi sandera hingga perang di Gaza berakhir.

Hal ini dikatakan oleh Khalil al-Hayya, pejabat Hamas yang berbasis di Qatar, dalam sebuah pernyataan video mengatakan bahwa tidak ada sandera yang akan dibebaskan “kecuali agresi terhadap rakyat kami di Gaza berhenti.”

Pasukan Israel menghantam Gaza dengan serangan udara pada hari Jumat, dan tim penyelamat menemukan mayat tiga anak Palestina dari reruntuhan rumah mereka di utara wilayah tersebut, menurut badan pertahanan sipil Gaza.

“Kami selalu berpikir bahwa ketika momen ini tiba, perang akan berakhir dan kehidupan kami akan kembali normal. Namun sayangnya, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Perang belum berhenti, dan pembunuhan terus berlanjut," kata Jemaa Abou Mendi, seorang warga Gaza berusia 21 tahun, dikutip dari The Japan Times, Sabtu.

Mengutip dari DW, kematian Yahya Sinwar juga membuat Hizbullah akan terus melakukan perlawanan terhadap Israel.

Kelompok yang berbasis di Iran tersebut bahkan mengancam akan meningkatkan permusuhan terhadap Israel, setelah kematian Yahya Sinwar.

Adapun Israel mengumumkan kematian Sinwar pada hari Kamis, kemudian mengatakan tes DNA dan gigi telah mengkonfirmasi identitasnya.

Sinwar adalah orang yang paling dicari Israel, dan kematiannya menjadi pukulan besar bagi kelompok yang sudah melemah tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembunuhan Sinwar sebagai "tanda penting dalam kemunduran pemerintahan jahat Hamas".

Meskipun hal ini tidak berarti akhir dari perang, namun hal tersebut merupakan “awal dari sebuah akhir,”. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper