Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh merupakan tindakan provokatif.
Kemlu RI juga menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh juga dapat meningkatkan ketegangan di kawasan, serta merusak upaya perdamaian yang selama ini dilakukan semua pihak.
"Tindakan [pembunuhan Haniyeh] tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan," kata Kemlu RI, di X, dikutip Kamis (1/8/2024).
Selain itu, Kemlu RI juga menegaskan bahwa Indonesia mengecam keras pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, di Tehran, Iran pada Rabu (31/7/2024).
Hamas dan Garda Revolusi Iran sebelumnya dalam pernyataan terpisah melaporkan bahwa pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh telah tewas di Teheran, Iran.
Haniyeh dilaporkan terbunuh dalam serangan Israel di kediamannya di Teheran, saat dia menghadiri upacara pelantikan Presiden Baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7/2024).
Baca Juga
Haniyeh dan Pezeshkian sempat berfoto bersama dalam foto resmi yang dirilis secara resmi oleh Kepresidenan Iran.
Ismail Haniyeh merupakan politikus Palestina dan pemimpin Hamas yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina (PA) pada 2006-2007.
Haniyeh menjabat sebagai pemimpin pemerintahan de facto di Jalur Gaza pada 2007 sampai 2014. Kemudian dia dipilih untuk menggantikan Khaled Meshaal sebagai kepala biro politik Hamas, pada 2017.