Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengungkap dua hal utama yang menjadi fokus kerja sama Asean terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM).
Dia menyampaikan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM di Asean adalah kunci bagi masa depan Asean yang gemilang.
Adapun Retno menyampaikan hal itu, seperti dalam pernyataan para Menlu Asean dalam Pertemuan dengan Perwakilan Asean Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR) di Vientiane, Laos, pada Rabu (24/7/2024).
“Masa depan Asean tidak akan semakin cerah jika masing-masing negara anggota tidak memiliki komitmen kuat untuk menghormati hak asasi manusia," kata Retno, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/7/2024).
Kemudian, Menlu RI juga menjabarkan dua hal utama yang perlu menjadi fokus kerja Asean terkait isu HAM tersebut, pertama, pentingnya memperkuat peran AICHR.
Dia menyampaikan untuk penguatan peran AICHR ini diperlukan komitmen politik untuk agar Asean bisa melanjutkan AICHR Review Process.
Baca Juga
AICHR Review Process adalah proses peninjauan kembali TOR AICHR agar AICHR tetap relevan untuk menghadapi tantangan saat ini, termasuk memastikan keseimbangan mandat promosi dan perlindungan AICHR.
Menurutnya, proses ini masih terkendala sehingga memerlukan komitmen politik dari semua pihak agar Upaya pemajuan HAM di Kawasan dapat dilakukan.
Dia mengatakan bahwa dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah komitmen politik agar proses review dapat mengalami kemajuan.
"Mandat dan fungsi AICHR harus disesuaikan agar dapat menjawab berbagai tantangan HAM di lapangan dan diperkuat elemen perlindungannya," ujarnya.
Selanjutnya, Retno menjelaskan yang kedua, yaitu harus ikut memajukan HAM secara global. Dia menyampaikan dukungan Indonesia agar Asean dapat menjalin dialog HAM yang lebih luas dengan mitra-mitra Asean.
Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Laos akan memimpin bersama dan menjadi tuan rumah Pertemuan ke-6 Dialog HAM Asean di Jakarta, pada November tahun ini.
Adapun dia mengungkap bahwa pada saat keketuaan Indonesia di Asean tahun lalu, Indonesia mengusulkan dilembagakannya pelaksanaan Asean Human Rights Dialogue secara reguler, sebagai forum dialog yang jujur dan terbuka untuk membahas isu-isu HAM di kawasan.
Selain dua hal itu, Menlu RI juga menyampaikan dua hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian AICHR dan perhatian bersama Asean.
Dia menjelaskan, pertama, meningkatnya kejahatan perdagangan orang di kawasan, di mana sebagian besar korban utamanya adalah wanita.
Menurutnya, fokus kerja sama ini juga disampaikan oleh sejumlah Menlu Asean, di antaranya Brunei Darussalam, Filipina dan Thailand, serta Wakil Indonesia untuk Komisi AICHR, Yuyun Wahyuningrum, juga menyoroti isu tersebut.
Lalu, yang kedua, menurutnya semua pihak tentu tidak bisa tinggal diam menyaksikan pelanggaran HAM yang kejam yang selama ini terjadi di Gaza.