Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Kembali Kritik Donald Trump usai Insiden Penembakan

Joe Biden berupaya untuk mengembalikan elektabilitas seusai kejadian penembakan yang menimpa pada Donald Trump.
Presiden AS Joe Biden berbicara dalam sebuah acara kampanye di North Carolina State Fairgrounds di Raleigh, North Carolina, pada 28 Juni 2024./Bloomberg
Presiden AS Joe Biden berbicara dalam sebuah acara kampanye di North Carolina State Fairgrounds di Raleigh, North Carolina, pada 28 Juni 2024./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengakui bahwa ia membuat kesalahan ketika mengatakan kepada pendukungnya untuk menempatkan Donald Trump pada “sasaran”.

Namun Joe Biden mengatakan Trump juga secara teratur menggunakan retorika yang menghasut dan berulang kali berbohong dalam debat mereka bulan lalu.

Sehari setelah meminta warga untuk menurunkan suhu politik menyusul upaya pembunuhan terhadap Trump, Biden memperbarui kritiknya terhadap tindakan Trump, mulai dari perannya pada 6 Januari 2021 ketika para pendukungnya menyerang Gedung Kongres AS, hingga penggunaan retorika yang menghasut secara teratur.

"Maksud saya fokus pada hal itu, fokus pada apa yang dia lakukan ... Fokus pada jumlah kebohongan yang dia katakan dalam debat,” jelas Biden dalam wawancara dengan NBC, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (16/7/2024).

Ditekan tentang penampilan debatnya bulan lalu yang membuat harapannya untuk terpilih kembali diragukan, Biden mengkonfrontasi  Lester Holt, pembawa acara dalam wawancara tersebut.

"Di mana posisi Anda dalam hal ini? Mengapa pers tidak membicarakan semua kebohongan yang dia katakan?" ujarnya.

Pada Senin pekan lalu (8/7), Biden berbicara dengan beberapa donatur terbesarnya dan mengatakan bahwa mereka perlu mengalihkan fokus kampanye pemilu dari dirinya dan penampilan debatnya yang buruk ke Trump.

"Saya memiliki satu tugas dan itu adalah mengalahkan Donald Trump... Kita sudah selesai membicarakan debat. Saatnya untuk menempatkan Trump di sasaran yang tepat [bullseye]," katanya.

Beberapa anggota Partai Republik memusatkan perhatian pada komentar tersebut dan menyalahkan Biden karena telah menciptakan iklim yang memicu percobaan pembunuhan terhadap Trump akhir pekan lalu. 

Calon presiden AS dari Partai Demokrat ini berupaya mengembalikan elektabilitasnya dalam pemilihan presiden AS usai kejadian upaya penembakan rivalnya, Donald Trump. Akhir pekan lalu, Biden memberikan pidato penuh dengan semangat di Detroit. 

Dalam pidatonya, pada Biden berharap pesan pemersatu di masa krisis akan diterima oleh para pemilih. Seorang pejabat kampanye kemudian menuturkan bahwa Biden berencana untuk mengajak warga AS bersatu dan mengakhiri kekerasan politik. 

"Tidak ada tempat di Amerika untuk kekerasan semacam ini," jelas Biden pada Minggu (14/7/2024) dan menuturkan bahwa persatuan adalah hal yang lebih penting pada saat ini, walaupun sulit untuk dicapai, seperti dikutip dari Bloomberg. 

Biden kemudian juga menyampaikan simpatinya kepada Trump sambil berjanji akan melakukan penyelidikan federal yang menyeluruh dan cepat, penyelidikan Dinas Rahasia terhadap langkah-langkah keamanan, dan peninjauan independen atas penembangakn tersebut yang ia janjikan akan dirilis kepada rakyat Amerika. 

Ia juga mendesak masyarakat untuk tidak membuat asumsi mengenai motif atau afiliasi pelaku penembakan. Ia memohon agar masyarakat membiarkan FBI melakukan tugas mereka, dan lembaga mitra mereka melakukan tugasnya. 

Penampilan Trump Usai Penembakan

Adapun Trump telah tampil pada Senin (15/7) pada malam pertama Konvensi Nasional Partai Republik setelah aksi penembakkannya. Ia menerima tepuk tangan yang meriah, berjalan ke Fiserv Forum di pusat kota Milwaukee dengan perban tebal yang menutupi telinganya. 

Para kerumunan meneriakkan “Lawan! Lawan! Lawan,” sambil mengepalkan tangan, merujuk pada reaksinya beberapa saat setelah ia terluka. 

Trump kemudian tampak tersentuh oleh tanggapan tersebut, kala dia berdiri bersama dengan beberapa anaknya dan Senator AS JD Vance, pilihan Trump untuk calon wakil presiden. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper