Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Joe Biden Lanjutkan Pengiriman 226 Kg Bom ke Israel

Pemerintahan Presiden Joe Biden lanjutkan pengiriman bom seberat 500 pound atau sekitar 226 kg ke Israel.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato di Julian Dixon Library in Culver City, California, AS pada Rabu (21/2/2024) dengan latar bertuliskan Cancelling Student Debt atau pengampunan pinjaman mahasiswa yang merupakan program pemerintah AS. - Bloomberg/Eric Thayer
Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan pidato di Julian Dixon Library in Culver City, California, AS pada Rabu (21/2/2024) dengan latar bertuliskan Cancelling Student Debt atau pengampunan pinjaman mahasiswa yang merupakan program pemerintah AS. - Bloomberg/Eric Thayer

Bisnis.comJAKARTA - Pemerintahan Presiden Joe Biden akan melanjutkan pengiriman bom seberat 500 pound atau sekitar 226 kg ke Israel. Namun, pemerintah AS tetap menahan pengiriman seberat 2.000 pound karena kekhawatiran atas penggunaannya di Gaza yang padat penduduk. 

Informasi ini diungkapkan oleh seorang pejabat Amerika Serikat (AS) pada Rabu (11/7/2024) dengan sebelumnya pada Mei 2024 AS menghentikan pengiriman bom seberap 2.000 pound dan 500 pound. 

Kekhawatiran utama pemerintah AS adalah penggunaan bom besar tersebut di Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina berlindung. AS juga telah memberitahu Israel bahwa mereka akan melepaskan bom 500 pound, namun tetap menahan bom yang lebih besar. 

"Kami telah menyatakan dengan jelas bahwa kekhawatiran kami adalah pada penggunaan akhir bom seberat 2.000 pon, khususnya untuk operasi Rafah Israel yang telah mereka umumkan akan segera diakhiri," jelas pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/7). 

Sebagai informasi, satu bom seberat 2.000 pound dapat menembus beton tebal dan logam, menciptakan radius ledakan yang luas.

Pejabat AS tersebut mengatakan bahwa bom seberat 500 pon dikemas dalam pengiriman yang sama dengan bom-bom yang lebih besar, yang ditunda karena tertahan. 

"Kekhawatiran utama kami adalah dan tetap pada potensi penggunaan bom seberat 2.000 pon di Rafah dan tempat lain di Gaza ... Karena kekhawatiran kami bukan tentang bom seberat 500 pon, bom-bom itu terus bergerak maju sebagai bagian dari proses yang biasa," jelas pejabat tersebut. 

Sebelumnya pada Juni 2024,  Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim Washington menahan senjata dan memohon kepada pejabat AS untuk memperbaiki situasi tersebut. Para pegawai Biden menyatakan kekecewaan dan kebingungan atas pernyataan pemimpin Israel tersebut. 

Selama kunjungan ke Washington, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuturkan bahwa telah terjadi kemajuan signifikan dalam masalah pasokan amunisi AS ke Israel. Ia juga menambahkan bahwa hambatan telah disingkirkan dan telah diatasi.

Meskipun ada penghentian sementara pada satu pengiriman, Israel terus menerima aliran persenjataan AS yang stabil.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper