Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden terpilih Donald Trump sama-sama saling mengklaim penghargaan atas kesepakatan gencatan senjata di Gaza untuk para sandera.
Dikutip melalui Reuters, dalam mengumumkan gencatan senjata, Biden mencatat bahwa kesepakatan akhir sebagian besar mencerminkan kerangka proposal yang dibuatnya sejak Mei 2024.
"Rencana ini dikembangkan dan dinegosiasikan oleh tim saya dan sebagian besar akan dilaksanakan oleh pemerintahan yang akan datang. Itulah sebabnya saya memberi tahu tim saya untuk terus memberi tahu pemerintahan yang akan datang," kata Biden dalam pidato perpisahan pada Rabu (15/1/2025) malam dari Ruang Oval.
Tak mau kalah, Trump menilai bahwa aksi ini telah dipersiapkan selama berbulan-bulan dengan dibantu oleh utusannya. Dalam sebuah posting media sosial, dengan cepat mengklaim sejumlah penghargaan atas terobosan yang terjadi setelah berbulan-bulan negosiasi yang terhenti.
Dia telah berulang kali memperingatkan akan ada "neraka yang harus dibayar" jika kesepakatan tidak dibuat pada saat dia menjabat pada Senin (20/1/2025).
"Perjanjian gencatan senjata EPIC ini hanya dapat terjadi sebagai hasil dari Kemenangan Bersejarah kami pada November, karena hal itu memberi isyarat kepada seluruh Dunia bahwa Pemerintahan saya akan mengupayakan Perdamaian dan menegosiasikan kesepakatan untuk memastikan keselamatan semua orang Amerika, dan Sekutu kita," kata Trump.
Baca Juga
Trump telah mengirim utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk bergabung dalam negosiasi di Doha, dan Witkoff berada di sana selama 96 jam terakhir pembicaraan menjelang kesepakatan tersebut.
Peran Biden
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden, dalam sebuah pengarahan dengan wartawan, memuji Witkoff karena membantu mewujudkan kesepakatan tersebut, bekerja sama dengan utusan Biden, Brett McGurk, yang telah berada di Doha sejak 5 Januari.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Biden menginginkan tim Trump terlibat karena Trump akan ditugaskan untuk melaksanakan kesepakatan gencatan senjata.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, kami telah berbicara sebagai satu tim," kata Biden.
Biden tidak memberikan rincian di luar garis besar kesepakatan yang sudah diketahui, tetapi mengisyaratkan bahwa kesepakatan itu dapat menjadi landasan bagi negara Palestina yang merdeka bersama Israel.
"Bagi rakyat Palestina, ini adalah jalan yang kredibel menuju negara mereka sendiri. Dan bagi kawasan ini, masa depan normalisasi, integrasi Israel dan semua tetangga Arabnya, termasuk Arab Saudi," ucap Biden.
Sekadar informasi, konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun dipicu pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan militer Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan setempat, sementara juga menyebabkan tuduhan genosida dan kejahatan perang yang dibantah Israel. Serangan itu telah mengungsi seluruh penduduk Gaza dan menyebabkan krisis kelaparan.