Bisnis.com, JAKARTA - Para pemimpin dunia berkumpul di resor Alpen Swiss untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Global Ukraina pada Sabtu (15/6/2024).
KTT tersebut membahas proposal perdamaian yang diajukan Ukraina untuk mendorong terjadinya gencatan senjata dengan negara lawannya, Rusia.
Kementerian Luar Negeri Swiss melaporkan bahwa sebanyak 92 negara, termasuk 57 kepala negara dan pemerintahan, serta 8 organisasi internasional, hadir di lokasi KTT di dekat Danau Lucerne itu.
Ketidakhadiran China meredupkan harapan Ukraina bahwa KTT tersebut akan membuat Rusia terisolasi secara global.
Sementara itu, kemunduran militer Ukraina baru-baru ini membuat Kyiv berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Perang di Gaza antara Israel dan Hamas juga mengalihkan perhatian dunia dari Ukraina.
Pembicaraan dalam KTT tersebut berfokus pada permasalahan yang lebih luas yang dipicu oleh perang, seperti keamanan pangan dan nuklir.
Baca Juga
Namun Turki dan Arab Saudi, mengatakan jika ingin terjadi kemajuan, maka berarti pertemuan itu memerlukan partisipasi Rusia.
Draf deklarasi akhir pertemuan puncak KTT tersebut menyalahkan perang Rusia di Ukraina karena menyebabkan penderitaan dan kehancuran manusia dalam skala besar dan mendesak agar integritas wilayah Ukraina dihormati.
Dilansir Reuters, dokumen tersebut, juga menyerukan Kyiv untuk mendapatkan kembali kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan akses ke pelabuhan lautnya, yang tertanggal 13 Juni 2024.
Draf tersebut telah menghapus referensi sebelumnya tentang agresi Rusia yang mana dikutip sebagai perang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan kehadiran KTT tersebut sebagai sebuah keberhasilan dan menyatakan kini sejarah sedang dibuat.
“Hari ini adalah hari ketika dunia mulai mendekatkan perdamaian yang adil,” katanya kepada para pemimpin yang berkumpul di sekitar meja panjang raksasa.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden mengirim wakilnya Kamala Harris untuk mewakilinya dalam KTT tersebut sebagai sebuah keputusan yang membuat marah Kyiv.
Harris mengumumkan bantuan energi dan kemanusiaan senilai lebih dari U$1,5 miliar atau Rp24,7 triliun untuk Ukraina, di mana infrastruktur telah dihantam oleh serangan udara Rusia sejak invasi skala penuh pada 2022.
Menjelang pertemuan puncak, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan mengakhiri perang jika Kyiv setuju untuk membatalkan ambisi ke NATO dan menyerahkan 4 provinsi yang diklaim oleh Moskow.
Kondisi ini tampaknya mencerminkan semakin besarnya keyakinan Moskow bahwa pasukannya akan lebih unggul.