Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bersiap ke Arafah, Jemaah Haji Harus Lakukan Pemindaian Smart Card

Jemaah haji perlu menyiapkan Smart Card dan identitas pribadi lainnya di tas khusus yang aman dan mudah diambil saat akan menuju Arafah.
Jamaah calon haji Indonesia memanjatkan doa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati kaum muslim yang akan menunaikan ibadah shalat Magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Jamaah calon haji Indonesia memanjatkan doa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati kaum muslim yang akan menunaikan ibadah shalat Magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Seluruh jemaah dari berbagai negara termasuk jemaah haji Indonesia bersiap menuju Arafah dan menjalani rangkaian puncak haji 1445 hijriyah atau haji 2024.

Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag) RI Widi Dwinanda mengatakan bahwa secara bergelombang jemaah akan dimobilisasi ke Arafah dari hotel tempat mereka menginap dengan bus-bus yang telah disiapkan, mulai 8 Zulhijah 1445 Hijriyah atau Jumat (14/6/2024). 

"Bagi jemaah lansia non mandiri dan disabilitas yang akan disafariwukufkan, sehari sebelum pendorongan ke Arafah telah ditempatkan di hotel transit," katanya, dalam keterangan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Kamis (13/6/2024). 

Dia mengatakan bahwa petugas akan melakukan pemindaian kartu pintar (smart card) sebelum jemaah naik bus. Smart Card yang diterbitkan Pemerintah Arab Saudi menjadi tiket untuk masuk ke kawasan Armuzna. 

"Kartu tersebut akan dipindai (scan) petugas sebelum naik bus. Karenanya, pastikan Smart Card dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pemindaian," ujarnya. 

Lebih lanjut, dia berpesan, sebelum keberangkatan, jemaah sudah harus menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa dan dibutuhkan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. 

Dia menyarankan agar jemaah tidak perlu membawa koper besar atau tas kabin karena berpotensi menyulitkan pergerakan jemaah di Armuzna. 

"Jemaah cukup membawa tas berisi pakaian ganti untuk 3 hari, kain ihram cadangan bagi laki-laki, handuk, peralatan mandi, dan perlengkapan pribadi lainnya," ucapnya. 

Dia menekankan kepada jemaah untuk memastikan membawa obat, vitamin yang dibutuhkan, alat pelindung diri berupa payung, masker, alat semprot air, dan jangan membawa bantal atau selimut, kecuali bantal leher. 

Selain itu, dia juga mengatakan bahwa di Arafah, jemaah haji Indonesia ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. 

Kemudian, dia menjelaskan bahwa setiap tenda telah dilabeli stiker asal jemaah dengan warna-warna dan identitas yang mudah dikenali dan dihapal jemaah. 

"Tenda-tenda tersebut telah dilengkapi sejumlah fasilitas yaitu AC [pendingin ruangan/air conditioner], kasur, dan selimut,” katanya. 

Dia menyampaikan, hasil tinjauan Menteri Agama ke Arafah, terdapat tenda-tenda baru dengan bentuk dan bahan baru. Pihak Masyariq menyiapkan tenda model baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah. 

Lalu, menurutnya, atap tendanya lebih menyerap panas, juga dinding hard PVC yang menyerap panas lebih baik, tenda juga dilengkapi pengisi daya ponsel magnet (magnetic charger).  

"Adanya penambahan fasilitas tenda ini merupakan ikhtiar agar jemaah dapat menjalani prosesi wukuf dengan nyaman dan khusyuk," ujarnya.  

Widi menegaskan bahwa Menag telah memeriksa fasilitas akomodasi di Muzdalifah dan Mina. Pihak Masyariq membangun sejumlah toilet baru di Armuzna, khusus di Muzdalifah, jumlah toilet baru cukup banyak, di tahun ini. 

Kemudian dia menambahkan, bahwa seluruh tenda di Mina juga telah dilengkapi fasilitas AC, kasur, selimut, dan sarana pendukung lainnya seperti tenda kesehatan haji dan dapur. 

"Kesiapan fasilitas tersebut sangat penting untuk mendukung kenyamanan jemaah," ucapnya.

Kepadatan di Mina saat Haji 1445 H

Menurutnya, Mina berpotensi akan semakin padat, kepadatan jamaah haji di Mina bukan hanya karena tambahan kuota yang diberikan, tetapi juga kelanjutan dari kebijakan Arab Saudi yang tidak menggunakan lagi maktab 1—9 di Mina Jadid, pada tahun ini. 

"Untuk mengurangi kepadatan tenda Mina dan mempertimbangkan kesehatan serta keselamatan jemaah, sebagian dari jemaah terutama yang tinggal dekat Mina, yaitu mereka yang menginap di kawasan Syisyah dan Raudhah ditanazulkan ke hotel, dan tidak bermalam di tenda Mina," tambahnya. 

Dia mengungkap bahwa PPIH telah berkoordinasi dan meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10—12 Zulhijjah. 

Kemudian dia kembali berpesan, agar jemaah fokus mempersiapkan diri sebaik mungkin, selain persiapan fisik dan menjaga kebugaran tubuh, maksimalkan waktu menghadapi puncak haji dengan memperbanyak amalan ibadah, berzikir, berpasrah diri mohon kepada Allah SWT agar dilancarkan dan dimudahkan seluruh prosesi puncak haji nanti. 

"Hubungi dan mintakan doa kepada keluarga di Tanah Air, agar prosesi hajinya dimudahkan dan dilancarkan Allah SWT.," ucapnya.

Adapun dia juga mengungkap bahwa sejauh ini jemaah yang wafat berjumlah 107 orang dengan rincian, wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 77 orang dan di Bandara 3 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper