Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Presiden Amerika Serikat (2017-2021) Donald Trump terancam masuk bui setelah mendapatkan vonis empat tahun penjara atas 34 dakwaan. Nyatanya, ini bukan tindak pidana pertama yang menyeret nama Trump.
Melansir dari Reuters, Sabtu (1/6/2024), dakwaan tersebut terkait pemalsuan dokumen untuk menyembunyikan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film porno, Stormy Daniels.
Vonis yang diberikan oleh pengadilan New York menjadi sejarah karena Trump akan menjadi mantan presiden AS pertama yang terkurung dalam jeruji penjara.
Kondisi ini pun mengancam kredibilitas Trump pada pemilihan Presiden AS yang berlangsung 5 November 2024, mendatang.
Dalam wawancara dengan para pemilih Partai Republik di negara-negara bagian yang menjadi medan pertarungan di Pennsylvania dan Georgia, beberapa orang mengatakan bahwa keyakinan Trump membuat mereka berpikir ulang untuk mendukungnya pada bulan November.
Namun, sebagian besar anggota Partai Republik yang diwawancarai terdengar sangat mirip dengan Trump sendiri, yang menyebut persidangan itu palsu.
Baca Juga
“Ini semua bersifat politis, hanya untuk menyakitinya dan menjauhkannya dari jalur kampanye sebanyak mungkin,” kata Scott Clayton, 62 tahun, seorang pensiunan perwira polisi di Marietta, Georgia.
Berikut sederet kasus tindak pidana yang menyeret nama Trump:
Gugatan Pencemaran Nama Baik
Pada 2019, Mantan kolumnis majalah Elle, Jean Carroll mengajukan dua tuntutan hukum yang menuduh Trump memfitnahnya dengan menyangkal dia memperkosanya di ruang ganti department store Bergdorf Goodman di New York pada akhir 1995 atau awal 1996.
Namun pada 2022, gugatan kedua muncul dari postingan media sosial Oktober 2022 di mana Trump menegaskan bahwa pemerkosaan itu sebagai "tipuan", "kebohongan", "penipuan", dan "penipuan total".
Trump diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar US$5 juta atau sekitar Rp80 miliar (Rp16.000 per dolar AS).
Gugatan Perdata New York
Jaksa Agung New York Letitia James menggugat Trump Organization pada September 2022 atas dasar penipuan. Dia juga mengatakan penyelidikannya mengungkap bukti kesalahan kriminal, dan merujuknya ke jaksa federal dan Internal Revenue Service.
Gugatan tersebut menuntut denda sebesar US$250 juta, serta larangan bagi Trump atau anak-anaknya untuk menjalankan bisnis di New York, serta upaya hukum untuk mencegah Trump dan organisasinya membeli real estat komersial selama lima tahun.
Hilangnya dokumen rahasia Mar-a-Lago
Trump diselidiki atas hilangnya dokumen rahasia di perkebunan Mar-a-Lago Florida miliknya setelah dia meninggalkan jabatannya pada tahun 2021 dan kemudian mencoba menghalangi penyelidikan federal.
Jaksa Agung AS Merrick Garland bahkan menunjuk mantan Jaksa AS Robert Hur untuk menyelidiki penghapusan catatan rahasia milik Presiden Joe Biden. Pasalnya, tindakan menghapus atau menyimpan data rahasia secara sengaja merupakan tindakan yang melanggar hukum.
Dalam pencarian 8 Agustus pada kasus Trump, FBI menyita sekitar 13.000 dokumen dari Mar-a-Lago dan 100 dokumen diantaranya memiliki tada dokumen rahasia, beberapa sangat rahasia, bahkan terdapat dokumen dengan tingkat klasifikasi yang tertinggi.
Penyerangan 6 Juni di Gedung Kongres AS
Komite khusus DPR AS yang menyelidiki serangan mematikan pada 6 Januari 2021 oleh para pendukung Trump di Gedung Kongres AS.
Dewan juri federal mendakwa Trump atas dugaan perannya menghasut untuk membatalkan pemilu 2020. Dia didakwa dengan Konspirasi untuk menipu AS, menghalangi dan mencoba menghalangi proses resmi, dan konspirasi melawan hak.
Kala itu, investigasi yang dilakukan diawasi oleh Jack Smith, seorang jaksa kejahatan perang dan politik independen. Namun, Trump menuduh FBI melakukan penyelidikan atas dasar balas dendam politik.
Rekaya Pemilu Gergia
Seorang Jaksa di negara bagian Georgia menyelidiki dugaan upaya Trump membatalkan kekalahannya dalam pemilu 2020.
Penyelidikan berfokus pada panggilan telepon yang dilakukan oleh Trump kepada Menteri Negara Bagian Georgia Brad Raffensperger. Trump meminta agar Raffensperger mencari banyak suara untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan di Georgia.
Pada 24 Januari 2023, Fani Willis, jaksa wilayah Fulton County dan seorang anggota Partai Demokrat yang akan mengajukan tuntutan terhadap Trump mengatakan kepada hakim bahwa hakim khusus telah menyelesaikan tugas penyelidikannya.
Penyuapan Stormy Daniels
Juri memutuskan Trump bersalah karena memalsukan dokumen bisnis setelah menjalani sidang selama 5 minggu yang menampilkan kesaksian eksplisit Stormy Daniels, saksi yang terlibat langsung dengan kasus tersebut.
Kabarnya, Daniels menerima uang suap dari Trump sebesar US$130.000 agar tutup mulut soal skandal dengan Trump pada 2006 yang saat itu telah menikah dengan Melania, istrinya saat ini.
Mantan pengacara Trump, Michael Cohen bersaksi bahwa Trump menyetujui pembayaran uang tutup mulut sebesar US$130.000 kepada Daniels pada minggu-minggu terakhir sebelum Pemilu 2016, ketika Trump menghadapi berbagai tuduhan perilaku seksual yang tidak pantas.