Bisnis.com, JAKARTA – China akhirnya menghentikan latihan perang di dekat wilayah Taiwan setelah berlangsung selama dua hari, yakni pada Kamis (23/5/2024) dan Jumat (24/5/2024) waktu setempat.
Melansir Reuters pada Sabtu (25/5/2024), saluran televisi militer China mengatakan bahwa latihan tersebut telah selesai pada Jumat malam.
Keterangan di harian Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan bahwa latihan itu berlangsung selama dua hari sebagaimana yang diumumkan sebelumnya. Namun, belum ada komentar resmi dari Kementerian Pertahanan China.
Di sisi lain, hingga hari ini, Kementerian Pertahanan Taiwan menyebut terdapat total 62 pesawat dan 27 kapal angkatan laut China yang terlibat dalam latihan perang tersebut.
Pada Jumat, 46 pesawat militer China terdeteksi melintasi garis tengah selat yang disebut sebagai batas tidak resmi kedua negara, meskipun China menyatakan tidak mengakuinya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi keberadaan pesawat tempur Su-30 dan pesawat pembom H-6 yang terbang di selat tersebut hingga ke Selat Bashi dekat Filipina.
Baca Juga
Mereka juga merilis rekaman pesawat tempur J-16 dan H-6 China yang diambil oleh pesawat angkatan udara Taiwan, meski tidak terdapat perincian lokasinya.
Diberitakan sebelumnya, militer China menyebut bahwa latihan perang itu bertujuan untuk ‘merebut kekuasaan’ sekaligus menguasai area utama dari kawasan tersebut. Pasukan negara pimpinan Xi Jinping itu hendak ‘menghukum’ Presiden Taiwan Lai Ching-te yang baru dilantik beberapa hari lalu.
Hal ini merupakan tindak lanjut dari kecaman China terhadap pidato Lai pada hari pelantikannya, yang mendesak agar China menghentikan segala ancaman militer di wilayah kepulauan itu.
Lai juga mengatakan bahwa pihaknya tidak tunduk kepada China yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari teritorinya.
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan bahwa para pasukan melanjutkan latihan mereka disebut “Joint Sword – 2024A”.
“Latihan ini bertujuan untuk menguji kemampuan untuk merebut kekuasaan, melancarkan serangan dan menduduki wilayah-wilayah penting secara bersama-sama", demikian bunyi pernyataan itu.