Bisnis.com, JAKARTA - Mohammad Mokhber menjadi presiden interim Iran setelah Presiden Ebrahim Raisi dan pejabat lainnya meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter. Lantas, siapa kah Mokhber?
Mengutip Al Jazeera pada Selasa (21/5/24) Mokhber, pria yang berusia 68 tahun mengenyam pendidikan di bidang teknik elektro dan juga meraih gelar PhD di bidang hukum internasional.
Pada awal karirnya, ia aktif di bidang perbankan dan komunikasi, menjabat sebagai kepala Otoritas Telekomunikasi Khuzestan dan kemudian dipromosikan menjadi wakil gubernur provinsi tersebut pada tahun 1990an.
Singkat cerita, Mokhber diangkat menjadi wakil presiden pertama oleh Raisi pada Agustus 2021, tidak lama setelah Raisi menjabat.
Mokhber sendiri adalah orang ketujuh yang memegang jabatan tersebut sejak revisi konstitusi pada 1989, dan merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh.
Kemudian, sebagai wakil presiden pertama, Mokhber melakukan perjalanan keliling luar negeri untuk meresmikan berbagai proyek pembangunan pemerintah, dan menemairi Raisi atau memimpin delegasi dalam banyak perjalanan ke luar negeri.
Baca Juga
Ia sendiri juga termasuk dalam daftar individu dan entitas yang diberi sanksi oleh Uni Eropa pada 2010, karena dugaan terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan program rudal nuklir dan balistik Iran. Dua tahun setelahnya, Uni Eropa menghapus namanya dari daftar.
Diketahui bahwa terdapat beberapa wakil presiden yang ditunjuk menjabat bersamaan di Iran, dengan masing-masing mengambil alih aspek urusan eksekutif yang berbeda namun sebagian besar beroperasi seperti kabinet. Posisi Mokhber sendiri adalah yang teratas di antara para wakil presiden.
Terkait mengapa ia kini dipilih menjadi Presiden sementara, adalah karena Ia memiliki hubungan kuat dengan jabatan pemimpin tertinggi, seperti mendiang presiden sendiri dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Selain itu, ia juga dipandang sebagai orang yang bertindak dengan pengalaman panjang dalam mengelola urusan eksekutif berskala besar.
Di lain sisi, sebelum diangkat menjadi wakil presiden, ia diketahui menjabat selama 14 tahun sebagai kepala Setad Iran, atau Organisasi Eksekusi Perintah Imam Khomeini.
Setad adalah konglomerat ekonomi yang sangat kuat yang didirikan di bawah pemimpin tertinggi pertama Iran, Ayatollah Ruhollah Khomeini yang berfokus pada urusan amal.
Setad dan Mokhber dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat pada 2021 dan Departemen Keuangan AS mengklaim bahwa organisasi tersebut terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia, termasuk melanggar hak-hak para pembangkang dengan menyita tanah dan properti dari penentang rezim.
Sebelum naik ke Setad, Mokhber adalah wakil di bonyad lain, Yayasan Mostazazan yang kuat yang juga didirikan oleh Pemimpin Tertinggi Khomeini sebagai yayasan amal.