Bisnis.com, JAKARTA — Tagar #BeaCukaiTerbaik masih menjadi topik yang tengah tren atau trending topic di media sosial kendati belakangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan mendapatkan sorotan dari publik akibat sejumlah permasalahan.
Media sosial X—sebelumnya bernama Twitter—tagar #BeaCukaiTerbaik sudah digunakan dalam 8.661 unggahan hingga pukul 12.20 WIB.
Tagar #BeaCukaiTerbaik ini pun menjadi tren dalam waktu yang relatif lama. Pasalnya, sejumlah akun X menggunakan tagar tersebut dalam narasi dan gambar yang diunggah kemarin, Rabu (15/5/2024) atau hampir 24 jam lalu.
Sejumlah unggahan dengan tagar #BeaCukaiTerbaik menyematkan gambar tangkapan layar dari portal berita yang menunjukkan pencapaian Ditjen Bea dan Cukai dalam membongkar Clandestine Lab di Bali dan menggagalkan penyelundupan ekstasi saat bekerja sama dengan Polri.
Namun, sejumlah unggahan lain justru mempertanyakan peningkatan volume unggahan dengan tagar #BeaCukaiTerbaik tersebut. Pasalnya, unggahan dengan tagar bernada pujian itu meningkat di tengah viralnya sejumlah prroblematika yang mendera DJBC Kemenkeu.
wah kata gua si #BeaCukaiTerbaik ya bisa profesional dan kooperatif gitu soal kasus korupsi impor gula dan bersedia untuk menjadi saksi sampai tersangka ditetapkan KinerjaDJBC PalingOke pic.twitter.com/hwY23h9upE
— Sebutir Baja (@sebutir_baja) May 15, 2024
Berdasarkan catatan Bisnis, DJBC menjadi perhatian publik sejak awal 2024 lantaran beragam kasus melibatkan instansi di bawah Kementerian Keuangan tersebut, mulai dari pengiriman robot Megatron, sepatu futsal, hingga peti jenazah.
Baca Juga
Akun-akun media sosial yang dikelola oleh Bea Cukai di berbagai wilayah pun ikut diserbu netizen atau warganet yang menilai perlunya pembenahan karena maraknya kasus yang terjadi.
Beberapa kasus Bea Cukai yang menjadi sorotan antara lain, denda yang dinilai tidak masuk akal hingga berkali-kali lipat dari harga barang, hingga penanganan barang yang tidak baik alias merusak barang kiriman.
Di samping itu, DJBC juga menjadi sorotan lantaran sejumlah pejabatnya tersangkut kasus korupsi dan bahkan ditetapkan tersangka. Penetapan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Bea Cukai Riau periode 2019–2021 Ronny Rosfyandi sebagai tersangka dalam kasus korupsi importasi gula menambah daftar pejabat instansi di bawah Kementerian Keuangan itu yang tersangkut kasus dalam setahun terakhir.
Sebelum Ronny, ada dua pejabat DJBC Kemenkeu yang ditetapkan sebagai tersangka.
Pertama adalah Andhi Pramono, mantan Kepala Bea Cukai Makassar yang ditetapkan tersangka dalam kasus penerimaan gratifikasi.
Kedua adalah eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang didakwa menerima gratifikasi dengan total mencapai Rp23,5 miliar selama periode 2011-2023 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain gratifikasi, Eko juga didakwa melakukan pencucian uang.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus turun tangan untuk menangani sejumlah polemik tersebut. Kemarin, Menkeu Sri Mulyani Indrawati pun telah bertemu Presiden Jokowi dan telah melaporkan mengenai perkembangan dari beragam kasus viral yang tengah menyasar Ditjen Bea dan Cukai.
"Ya kan tadi sudah dilaporkan ke Bapak Presiden, sudah disampaikan. Begitu ya,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.
Dalam pertemuan yang memakan waktu hingga 2 jam tersebut, Sri Mulyani pun urung bicara apakah pihak terkait, yakni Direktorat Jenderal Bea dan Cukai akan dipanggil ke Istana.