Bisnis.com, JAKARTA — Mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) berulang tahun ke-82 tahun pada hari ini, Rabu (15/5/2024).
JK merupakan politisi sekaligus sosok yang memiliki pengaruh besar melalui konglomerasi bisnis keluarganya di Indonesia.
Di dunia politik, JK terlihat dengan keberhasilannya menjadi Ketua Umum Partai Golkar pada 2004. Dia berhasil mengambil alih partai politik itu beberapa bulan setelah memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu).
JK maju berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Wapres dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
Selain itu, JK juga kembali terpilih sebagai Wapres berpasangan dengan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilpres 2014.
Namun, JK tidak hanya dikenal sebagai mantan Wakil Presiden RI. Dia juga diakui sebagai seorang pengusaha ulung dengan lini bisnis di berbagai sektor melalui Grup Kalla.
Baca Juga
Grup Kalla sendiri awalnya didirikan oleh ayah JK, yaitu Hadji Kalla, pada 1952 yang berfokus pada perdagangan komoditas tekstil di kota Wantampone, Sulawesi Selatan.
Setelah Hadji Kalla meninggal dunia pada tahun 1966, JK mengambil alih kepemimpinan bisnis pada 1967 hingga 1999. Selama kepemimpinannya, Grup Kalla melebarkan sayapnya ke berbagai sektor seperti properti, pertambangan, hotel, asuransi, dan banyak lagi.
Di sektor otomotif misalnya, JK mengembangkan bisnis keluarganya dengan menjadi importir Toyota sejak 1967 di bawah naungan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) PT. Toyota Astra Motor.
Unit bisnis lainnya, yakni Kalla Kars juga menjadi salah satu dealer resmi Jeep, Benelli, Keeway dan BMW dengan layanan penjualan, purna jual dan aksesori di Sulawesi. Selain itu, adapula OtoXpert merupakan jenama bengkel terbaru dari Kalla Automotive.
Di bisnis konstruksi, JK mengembangkan PT Bumi Karsa pada 1969 untuk menangani jasa konstruksi dan kemudian membangun unit bisnis lainnya, Kalla Aspal, sejak 1988, yang akhirnya mampu melayani pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia Timur.
KUNCI SUKSES DI POLITIK & BISNIS
Berdasarkan catatan Bisnis, Jusuf Kalla pernah menceritakan pengalamannya sebagai pebisnis dan pejabat negara. Menurutnya, dua posisi tersebut memiliki perbedaan mencolok khususnya terkait proses dan tujuan.
Di dunia bisnis, JK mengatakan kemampuan memimpin seorang pengusaha dapat dilihat dari target atau tujuan yang akan dicapai, sementara proses pencapaiannya bisa menyesuaikan.
"Kalau 'entrepreneur', yang paling penting tujuannya, apa target yang ingin dicapai, baru kita buat prosesnya untuk mencapai target itu. Jadi proses boleh berubah sesuai dengan tujuan yang kita ingin capai," katanya.
Sebagai pengusaha, JK menjelaskan kecepatan menjadi hal penting dalam bisnis, sehingga terkadang prosedur dapat diubah guna mencapai tujuan atau target yang sudah ditetapkan sejak awal.
"Entrepreneur leadership itu bagaimana mencapai sesuatu, tapi kita juga tidak melanggar prosedur, tapi prosedur itu bisa diubah sesuai dengan pencapaian target. Kalau di bisnis, lewat rapat pemegang saham selesai masalah," jelasnya.
Sementara itu di bidang pemerintahan, menurutnya prosedur menjadi hal penting untuk dilakukan sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga menyebabkan pencapaian suatu pembangunan bisa berubah menyesuaikan proses tersebut.
"Sebaliknya, di bidang pemerintahan, di bidang publik, proses itu yang penting. Target boleh berubah, tapi proses tidak boleh berubah. Kalau prosesnya tidak sesuai kan bisa masuk penjara, jadi lebih baik targetnya kita ubah daripada [menimbulkan] masalah," jelasnya.