Bisnis.com, JAKARTA - Israel masih mengerahkan alat tempur lapis baja atau tank di wilayah padat penduduk, Rafah meskipun telah diperingatkan oleh Presiden AS Joe Biden yang mengancam akan berhentikan pengiriman senjata.
Dilansir Reuters.com pada Kamis (9/5/2024), militan Hamas dan penduduk setempat melaporkan pasukan Israel telah mengerahkan tank di dekat kawasan pembangunan Rafah.
Hal tersebut juga bersamaan dengan perundingan gencatan senjata yang masih berlanjut di Kairo. Dalam hal ini, Mesir dan Qatar yang bertindak sebagai mediator antara Israel dan Hamas terus melakukan upaya bersama untuk mencapai kemajuan dalam proses negosiasi.
Di samping itu, kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam mengatakan masih berjuang menyerang pasukan Israel di pinggiran timur Rafah dengan menembakkan roket anti-tank dan mortir ke posisi Israel.
Berdasarkan dua sumber keamanan Mesir, Direktur CIA William Burns disebutkan telah kembali dari Yerusalem ke ibu kota Mesir dan melanjutkan pertemuan dengan mediator yang berusaha untuk mengamankan gencatan senjata.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menekankan kepada Istael agar menahan diri dengan melakukan invasi besar-besaran di Rafah, tempat ratusan ribu warga Palestina mencari perlindungan setelah melarikan diri dari pertempuran.
Baca Juga
“Saya sudah jelaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata,” kata Biden dari Reuters yang mengutip CNN.
Sebagai informasi, Amerika Serikat sejauh ini merupakan pemasok senjata terbesar ke Israel, dan mereka mempercepat pengirimannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu serangan Israel di Gaza.
Pejabat AS menyampaikan jika pihaknya benar-benar menghentikan pasokan senjata, maka hal itu akan mennyetop pengiriman pengiriman bom, 1.800 bom seberat 2.000 pon dan 1.700 bom seberat 500 pon pada pekan lalu.
Gedung Putih sangat khawatir bahwa Israel akan menggunakan bom seberat 2.000 pon di Rafah yang padat penduduknya sebagai upaya Israel untuk melakukan serangan balasan.