Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat (AS) memaklumi serangan militer Israel ke warga Gaza di Kota Rafah, Gaza dengan berdalih bahwa kawasan tersebut dikontrol oleh Hamas.
Melansir dari Al Jazeera, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengklaim selama ini Hamas menerima pemasukan karena kontrol penyeberangan yang hubungkan Gaza dengan Mesir di Rafah.
“Jadi merupakan tujuan yang sah untuk mencoba dan menghilangkan pendapatan Hamas, uang yang dapat mereka gunakan untuk terus membiayai kegiatan teroris mereka,” ujar Miller kepada awak media, Selasa (7/5/2024).
Meski demikian, dia menyatakan AS juga ingin penyeberangan tersebut dibuka kembali agar pasokan medis dan bahan bakar untuk pengorasian pusat kesehatan di Gaza bisa kembali normal.
Lebih lanjutnya, pemerintah AS meyakini serangan Israel ke Rafah bukan targetkan wilayah sipil. Meski demikian, Miller juga mengakui banyak warga sipil yang harus dievakuasi karena serangan tersebut.
“Operasi militer yang mereka [Israel] lancarkan tadi malam hanya ditargetkan di gerbang Rafah,” katanya.
Baca Juga
Pemerintah AS tidak ingin serangan melebar. Miller menyatakan pihaknya akan menentang apabila ada operasi militer besar-besaran di Rafah.
Diberitakan sebelumnya, Militer Israel mulai menyerukan warga Palestina untuk mengevakuasi diri dari Timur Rafah di Jalur Gaza Selatan yang dekat dengan perbatasan Israel, menjelang rencana serangan darat Israel di wilayah tersebut.
Warga sipil Rafah diminta untuk pindah ke zona kemanusiaan yang diperluas di wilayah al-Mawasi dan Khan Younis di Gaza Selatan.
Melansir Times of Israel, terdapat lebih dari 1 juta warga sipil Palestina berlindung di Rafah, dan sekitar 100.000 orang diperintahkan Israel Defense Forces (IDF) untuk evakuasi.
IDF mulai menyebarkan kabar di Rafah Timur, mengirim pesan teks, dan melakukan panggilan telepon ke warga Palestina dengan instruksi mengenai area yang perlu dievakuasi, dan rute mana yang harus diambil ke zona kemanusiaan yang ditentukan, sejak pukul 08.00 waktu setempat, Senin (6/5/2024).