Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Fasilitas Nuklir Iran yang Jadi Sasaran Rudal Israel

Fasilitas nuklir di wilayah Natans, Iran dikabarkan menjadi sasaran serangan serangan Israel pada pada Jumat (19/4/2024).
Sistem anti-rudal beroperasi pada 14 April 2024 setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel./Reuters
Sistem anti-rudal beroperasi pada 14 April 2024 setelah Iran meluncurkan pesawat tak berawak dan rudal ke arah Israel./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Fasilitas nuklir di wilayah Natans, Iran dikabarkan menjadi sasaran serangan Israel pada pada Jumat (19/4/2024). 

Diketahui, Provinsi Isfahan merupakan area strategis untuk pusat markas militer dan fasilitas nuklir Iran. Tak hanya itu, Isfahan menjadi bagian dari lokasi pengayaan situs nuklir tepatnya di Kota Natanz.

Secara geografis, Isfahan terletak di 442 KM ke arah Selatan dari Kota Teheran yang merupakan Ibu kota Iran. Di dalamnya, terdapat Kota Natanz yang menjadi pusat pengembangan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Komersial (FEP) dan Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Percontohan (PFEP).

Dilansir dari laman Nucler Threat Initiative, lokasi tersebut dijadikan tempat untuk peralatan bahan nuklir dan pengayaan di bawah perlindungan Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA).

Pada 2002, Iran secara diam-diam memindahkan operasi penelitian, pengembangan, dan perakitan sentrifugal gas uranium dari Kalaye Electric Company ke Kota Natanz. Namun operasi pemindahan tersebut diketahui oleh kelompok oposisi Dewan Perlawanan Nasional Iran yang secara terbuka mengidentifikasi lokasi tersebut.

Hal ini juga diperkuat pada Agustus 2002, saat Gholam Reza Aghazadeh, Presiden Organisasi Energi Atom Iran, yang menyampaikan keinginannya kepada Iran untuk mengembangkan sepenuhnya siklus bahan bakar nuklir.

Hingga akhirnya pada Februari 2003, Iran secara resmi menyatakan bahwa Natanz menjadi bagian pengayaan nuklir dan pembangunan FEP dan PFEP.

Adapun, pada Oktober 2003, Perancis , Jerman, Inggris, Uni Eropa dan Iran melakukan negosiasi untuk menghentikan kegiatan pengayaan nuklir. Dalam upaya negosiasi tersebut, Iran sepakat untuk menghentikan produksi dan perakitan suku cadang mesin sentrifugal yang menjadi alat untuk memperkaya uranium sebagai reaktor nuklir.

Namun, setelah terpilihnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada Agustus 2005, Iran mulai menarik kembali perjanjian kerja sama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) dan kembali melanjutkan program pengayaan uraniumnya.

Dalam perkembangannya, situs nuklir Natanz sempat mengalami beberapa konflik yang menyebabkan situs nuklir tersebut tidak dapat beroperasi. Ketika perundingan mengenai program nuklir Iran menjadi buntu pada 2006, situs Nuklir Natanz sempat disabotase oleh virus Stuxnet yang menargetkan sistem komputer pengendali mesin sentrifugal di Natanz.

Serangan virus pada sistem komputer ini menyebabkan alat sentrifugal rusak dan tidak dapat beroperasi kembali.

Hingga akhirnya pada November 2010, Iran menghentikan sementara kegiatan pengayaan nuklir. Pada April 2021, situs nuklir Natanz juga mengalami pemadaman listrik. Dalam hal ini, Iran menyalahkan Israel karena diduga melakukan upaya sabotase. Atas kejadian tersebut, Iran dan Israel melakukan upaya diplomasi kembali untuk membatasi pengayaan uranium untuk reaktor nuklir Iran.

Kendati demikian, Institute for Science and International Security (ISIS) melaporkan bahwa Oktober 2022, Iran terhitung telah memasang 4.000 sentrifugal canggih di seluruh fasilitas pengayaan nuklirnya. Hal ini menjadikan kawasan kota Natanz menjadi kawasan sentral untuk nuklir dan pengembangan uranium sebagai alat untuk reaktor nuklir di Iran.

(Nona Amalia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper